BREAKING NEWS
Sabtu, 06 September 2025

Basarnas Belum Miliki Alat Sonar Deteksi Kapal Tenggelam, DPR Soroti Keterbatasan Anggaran

Paul Antonio Hutapea - Senin, 07 Juli 2025 19:31 WIB
Basarnas Belum Miliki Alat Sonar Deteksi Kapal Tenggelam, DPR Soroti Keterbatasan Anggaran
Tim SAR Gabungan saat melakukan pencarian korban tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya hari kedua di area Selat Bali, Jumat (4/7/2025). (Foto: Media Centre Basarnas Surabaya)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA— Komisi V DPR RI mengungkap fakta mengejutkan terkait keterbatasan peralatan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dalam operasi evakuasi kapal tenggelam.

Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus, mengungkapkan bahwa Basarnas hingga saat ini belum memiliki alat sonar yang memadai untuk mendeteksi posisi pasti kapal tenggelam seperti KMP Tunu Pratama di Selat Bali.

Baca Juga:

"Basarnas belum memiliki alat sonar yang mampu mendeteksi titik lokasi kapal jika terjadi kecelakaan laut. Ini tentu menjadi persoalan serius bagi lembaga SAR nasional, terlebih Indonesia merupakan negara kepulauan dengan laut yang sangat luas," ujar Lasarus usai rapat bersama Kepala Basarnas di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (7/7/2025).

Meski memiliki alat untuk mendeteksi keberadaan korban, Basarnas tetap kesulitan menentukan posisi kapal yang hilang karena ketiadaan sonar jenis multibeam echosounder.

Baca Juga:

Selain itu, Basarnas juga belum memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengoperasikan alat tersebut dan masih harus bergantung pada operator eksternal.

Dalam rapat tersebut, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii membenarkan bahwa lembaganya belum memiliki sonar pendeteksi bawah laut dan masih terkendala keterbatasan anggaran.

Ia menyebut pihaknya hanya memiliki tiga unit Remotely Operated Vehicle (ROV), namun alat ini hanya dapat berfungsi apabila lokasi objek tenggelam telah diketahui sebelumnya.

"Saat ini, kami belum memiliki sonar. Kami hanya punya ROV, namun ROV ini baru bisa bekerja setelah mengetahui keberadaan objek," jelas Syafii.

Menanggapi hal itu, Lasarus menyampaikan bahwa Komisi V DPR akan mengupayakan agar pengadaan alat sonar menjadi prioritas anggaran Basarnas pada tahun 2026 mendatang.

Basarnas mencatat, hingga kini posisi pasti kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam pada Rabu malam (2/7/2025) di Selat Bali masih belum ditemukan.

Dari informasi yang dihimpun, salah satu kapal milik TNI AL yang ikut serta dalam pencarian telah mendeteksi dua obyek sepanjang 50–60 meter yang diduga sebagai badan kapal tenggelam.

Dalam proses pencarian ini, Basarnas mengerahkan 612 personel dari berbagai unsur termasuk TNI AL.

Syafii menambahkan, korban pertama baru ditemukan sekitar pukul 03.00–04.00 pagi atau sekitar 3–4 jam setelah informasi pertama diterima.

Lokasi penemuan berjarak sekitar 10 mil laut dari titik dugaan kecelakaan.

Syafii mengungkapkan, kondisi kedalaman laut di lokasi kejadian berkisar antara 50 hingga 70 meter.

Namun, terdapat kemungkinan kapal tenggelam lebih dalam karena adanya palung laut tak jauh dari titik insiden.

Diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut 53 penumpang, 12 kru kapal, dan 22 unit kendaraan.

Upaya pencarian korban dan kapal masih terus dilakukan dengan fokus pada dua titik lokasi yang diduga kuat sebagai tempat kapal karam.*

(bi/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Kapolda Bali Hadiri Apel Kesiapan Batalion Komposit PRCPB untuk Tanggulangi Bencana di Bali
Detik-detik Penemuan Jasad Bocah di Sungai Blumai Setelah Tiga Hari Pencarian, Ibu Korban: "Pulang Yuk, Dek"
Siswi SD Tewas Terseret Arus Sungai Nou Saat Bermain Hujan di Gunungsitoli
Remaja 16 Tahun Meninggal Dunia Usai Hanyut di Sungai Belawan Saat Hendak Ambil Pelepah Pisang
Antrean Kendaraan Mengular di Gilimanuk, Polres Jembrana: Penutupan Pelabuhan Sementara Karena Cuaca Buruk
Pendaki Meninggal di Gunung Slamet, Tim SAR Lakukan Proses Evakuasi Tengah Malam
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru