JAKARTA - Aksi anarkis pecah di kawasan kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Minggu (31/8/2025) dini hari. Massa yang tidak dikenal dilaporkan melakukan penjarahan di rumah pribadi Menkeu, yang terletak di kawasan Jakarta Selatan.
Menurut kesaksian warga sekitar, aksi tersebut terjadi dalam dua gelombang. Kelompok pertama datang sekitar pukul 23.00 WIB pada Sabtu (30/8) dan langsung merusak serta mengambil sejumlah barang.
Massa sempat bubar, namun gelombang kedua kembali datang sekitar pukul 03.00 WIB dengan jumlah yang lebih besar dan suasana semakin tidak terkendali.
"Mereka datang ramai-ramai, seperti sudah terkoordinasi. Rumah Bu Sri habis dijarah. Banyak barang yang dibawa kabur," ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Menanggapi insiden tersebut, Sri Mulyani menyampaikan pesan mendalam melalui akun Instagram resminya, @smindrawati, pada Senin (1/9). Ia menyatakan terima kasih atas dukungan moral yang diberikan masyarakat pasca musibah yang menimpanya.
"Terima kasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini," tulis Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menegaskan bahwa membangun bangsa adalah perjuangan yang berat dan berisiko, namun harus dilakukan dengan etika, moralitas, dan nilai-nilai luhur — bukan dengan aksi kekerasan dan penjarahan.
Ajakan untuk Tempuh Jalur Konstitusional
Dalam unggahannya, Bendahara Negara itu mengajak seluruh elemen bangsa untuk menempuh jalur hukum yang sah dalam menyampaikan aspirasi atau ketidakpuasan terhadap pemerintah.
"Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa. Jika merasa hak konstitusional dilanggar, ada mekanisme judicial review dan proses pengadilan," tegasnya.
Sri Mulyani juga menyatakan bahwa kritik, saran, bahkan makian masyarakat adalah bagian dari demokrasi, dan menjadi refleksi bagi pemerintah untuk terus berbenah.