BREAKING NEWS
Selasa, 02 September 2025

Flexing Pejabat di Media Sosial Picu Kritik, Psikolog UGM Beri Peringatan

Adelia Syafitri - Selasa, 02 September 2025 15:56 WIB
Flexing Pejabat di Media Sosial Picu Kritik, Psikolog UGM Beri Peringatan
Salah satu oknum pejabat yang kerap memamerkan kekayaan secara berlebihan di ruang publik maupun media sosial. (foto: ahmadsahroni88/ig)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Di tengah situasi masyarakat yang tengah merasakan berbagai tantangan sosial dan ekonomi, perilaku sebagian oknum pejabat yang kerap memamerkan kekayaan secara berlebihan di ruang publik maupun media sosial menuai perhatian dan kritik.

Fenomena yang dikenal dengan istilah flexing tersebut dinilai kurang sensitif terhadap kondisi masyarakat.

Psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Candra, menilai bahwa kebiasaan pejabat yang gemar menunjukkan harta secara berlebihan dapat berdampak negatif pada kepekaan sosial mereka.

Baca Juga:

"Perilaku tersebut berpotensi menimbulkan kecanduan dan membuat individu lupa terhadap kepekaan sosial," ujar Novi.

Novi menambahkan, orientasi pejabat terhadap makna jabatan yang sebenarnya kerap mengalami pergeseran.

Baca Juga:

Ia menegaskan bahwa pencapaian tertinggi seorang pejabat seharusnya tidak semata-mata diukur dari materi, melainkan dari nilai spiritualitas berupa pengabdian tulus kepada masyarakat, khususnya kelompok yang masih membutuhkan.

Fenomena flexing juga bisa dipandang sebagai bentuk pencarian eksistensi diri.

"Penelitian menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, menunjukkan kekayaan adalah cara untuk mendapatkan rasa senang dan kepuasan," ujarnya.

Dalam perspektif psikologi, kebahagiaan seseorang biasanya berkaitan dengan empat hormon utama, yakni dopamin (pengakuan dan pencapaian), oksitosin (rasa cinta dan penerimaan), serotonin (kebermaknaan), dan endorfin (kegembiraan).

Novi mengamati bahwa pejabat yang kerap pamer materi lebih banyak terfokus pada pencarian dopamin semata.

"Mereka merasa capaian materi adalah sesuatu yang patut dibanggakan," tambahnya.

Menurut Novi, seorang pemimpin idealnya memiliki kecerdasan intelektual dan etika yang matang, sehingga setiap tindakan yang diambil bukan semata didasari emosi atau nafsu, melainkan pertimbangan rasional yang memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Jelang Aksi Unjuk Rasa Cipayung Plus, Pemkab Madina Gelar Coffee Morning Bersama Forkopimda dan Tokoh Masyarakat
PBB Desak Investigasi Dugaan Pelanggaran HAM di Indonesia, Natalius Pigai: Telat!
Ledakan Informasi Demo & Kerusuhan Picu Gangguan Mental, Kemenkes Buka Layanan Konseling Gratis
Salah Sasaran! Malah Parto Patrio yang Dihujat Netizen: "Apes Amat Ya"
Perkuat Sinergitas, Kalapas Labuhan Ruku Kunjungi Puskesmas Bahas Program Kesehatan
Di Hadapan Prabowo, KSPI Soroti Hedonisme Pejabat saat Buruh Tercekik
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru