BREAKING NEWS
Selasa, 21 Oktober 2025

Beras dan Rokok Penyumbang Utama Inflasi Hingga Agustus 2024?

BITVonline.com - Senin, 02 September 2024 06:38 WIB
Beras dan Rokok Penyumbang Utama Inflasi Hingga Agustus 2024?
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA –Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa tingkat inflasi tahunan Indonesia pada Agustus 2024 mencapai 2,12%. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di mana Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 103,86 pada Agustus 2023 menjadi 106,06 pada Agustus 2024.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers yang digelar hari ini menjelaskan bahwa inflasi tahunan ini didorong oleh kenaikan harga di kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat sebesar 3,39%. Kelompok ini memberikan andil sebesar 0,96% terhadap inflasi secara umum.

Komoditas Pendorong Inflasi

Beberapa komoditas berperan signifikan dalam inflasi ini. Beras dan sigaret kretek mesin menjadi penyumbang terbesar, masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,43% dan 0,12%. Selain itu, cabai rawit, kopi bubuk, dan gula pasir juga berkontribusi besar terhadap kenaikan harga di kelompok makanan.

Pudji menambahkan, selain kelompok makanan dan minuman, komoditas lain yang memengaruhi inflasi adalah emas perhiasan dan bensin, yang memberikan andil masing-masing sebesar 0,30% dan 0,06%.

Komponen Inflasi

Secara rinci, inflasi pada Agustus 2024 juga terlihat pada seluruh komponen. Komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,02%, dengan andil inflasi terbesar mencapai 1,30%. Beberapa komoditas utama dalam komponen inti ini termasuk emas perhiasan, kopi bubuk, gula pasir, nasi dengan lauk, biaya sewa rumah, dan minyak goreng.

Sementara itu, komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 1,68%, menyumbang andil inflasi sebesar 0,33%. Komoditas yang mendominasi andil inflasi pada komponen ini adalah sigaret kretek mesin, bensin, sigaret kretek tangan, dan sigaret kretek putih mesin.

Komponen harga bergejolak mencatat inflasi sebesar 3,04% dengan andil inflasi sebesar 0,49%. Komoditas yang dominan dalam komponen harga bergejolak ini termasuk beras, cabai rawit, dan kentang.

Sebaran Inflasi di Wilayah

Pudji juga mengungkapkan bahwa inflasi terjadi di seluruh provinsi. Inflasi tertinggi tercatat di Papua Pegunungan dengan angka mencapai 5,05%, sementara inflasi terendah terjadi di Kepulauan Bangka Belitung dengan 1,02%.

“Seluruh provinsi mengalami inflasi, dengan perbedaan signifikan antar wilayah. Ini menunjukkan ketidakmerataan dampak inflasi di berbagai daerah,” kata Pudji.

Penutup

Dengan data inflasi ini, pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat melakukan langkah-langkah strategis untuk menanggulangi dampak inflasi, terutama di daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga yang lebih tinggi. Pemantauan dan penanganan yang tepat diharapkan dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru