
Pakar UI: Roadmap AI Nasional Harus Libatkan Industri dan Komunitas
JAKARTA Pemerintah Indonesia didesak untuk melibatkan lebih banyak pihak dalam penyusunan peta jalan kecerdasan artifisial (artificial in
Sains & TeknologiOleh:Prof. Dr. K.H. Sutan Nasomal, S.H., M.H.
KONFLIK berkepanjangan di kawasan Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel, mendapat sorotan tajam dari pakar hukum internasional dan pengamat geopolitik, Prof. Dr. KH Sutan Nasomal, SH, MH. Ia menilai eskalasi perang yang kini melibatkan kekuatan militer global seperti Amerika Serikat, membuka potensi terjadinya Perang Dunia III yang akan berdampak besar terhadap kawasan Asia, termasuk Indonesia.
Dalam pernyataannya kepada media, Prof. Sutan menilai bahwa agresi Israel terhadap Iran telah memicu gelombang konflik lanjutan yang sangat kompleks dan menyimpan skenario geopolitik tersembunyi. "Iran pada awalnya hanya merespons serangan Israel sebagai bentuk bela diri. Namun, perkembangan situasi menunjukkan bahwa kekuatan besar seperti AS telah aktif mendukung Israel dengan mengerahkan ratusan pesawat tempur dan sistem rudal berdaya rusak tinggi di kawasan Timur Tengah," ujarnya.
Lebih lanjut, Prof. Sutan menyoroti ketidakhadiran Rusia dalam memberikan dukungan nyata kepada Iran, meskipun negara tersebut selama ini dikenal sebagai sekutu strategis. Ia pun mempertanyakan, apakah telah terjadi kesepakatan diam-diam antara Amerika Serikat dan Rusia.
"Apakah Ukraina diberikan kepada Rusia dan Palestina kepada Israel? Jika itu benar, maka Iran seperti dipaksa menelan pil pahit atas tawar-menawar kekuasaan global. Perang ini bisa menjadi ajang barter kepentingan antara kekuatan besar dunia," tegasnya.
Prof. Sutan juga mempertanyakan sikap China dan Korea Utara yang hingga saat ini belum menunjukkan reaksi konkret terhadap serangan terhadap Iran dan Palestina. Sebagai negara yang dikenal dekat dengan Iran, ia menyebut diamnya kedua negara bisa menjadi titik balik penting dalam dinamika kekuatan global.
"Jika China dan Korea Utara tidak segera mengambil sikap, maka agresi Israel dan Amerika Serikat bisa menjadi ancaman lebih besar bagi kestabilan Timur Tengah dan Asia," tambahnya.
Peran Indonesia dalam Pusaran Ketegangan Global
Menghadapi situasi global yang kian memanas, Prof. Sutan mengingatkan pemerintah Indonesia untuk bersikap waspada dan mempersiapkan langkah strategis. Ia bahkan menyampaikan himbauan khusus kepada Presiden RI, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto.
"Saya menghimbau kepada Presiden Prabowo untuk tidak salah langkah. Indonesia harus memiliki strategi pertahanan yang matang menghadapi kemungkinan terburuk, termasuk skenario Perang Dunia III. Ini bukan sekadar perang antarnegara, tetapi pertarungan untuk pengaruh dan sumber daya global," jelasnya.
Menurut Prof. Sutan, situasi ini akan memberi dampak nyata terhadap keamanan dan stabilitas Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Apalagi, lembaga multilateral seperti PBB dinilai semakin kehilangan daya tawarnya dalam mencegah atau meredam konflik besar dunia.
"Perang ini bukan hanya konflik militer, tetapi juga bagian dari strategi dominasi ekonomi. Amerika Serikat sedang mempertaruhkan hegemoni globalnya. Jika China kalah dalam konfrontasi ini, bukan tidak mungkin negara-negara Asia Tenggara akan menjadi target baru ekspansi kekuatan global," tegasnya.
Ancaman Senjata Nuklir dan Ketidakpastian Masa Depan
Kekhawatiran akan penggunaan senjata nuklir turut disampaikan oleh Prof. Sutan. Menurutnya, ego dan ambisi para pemimpin negara pemilik senjata nuklir bisa memicu kehancuran skala global.
"Jika eskalasi ini terus berlanjut, bukan mustahil senjata nuklir akan digunakan untuk menentukan peta geopolitik baru. Pertanyaannya, apakah Indonesia sudah siap menghadapi konsekuensi dari perang semacam itu?" tandasnya.
Prof. Sutan menutup pernyataannya dengan mengajak masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk tidak abai terhadap perkembangan geopolitik dunia yang semakin tidak menentu.
"Perang ini bukan sekadar tontonan di layar kaca. Dampaknya bisa langsung kita rasakan – dari harga pangan hingga stabilitas politik nasional. Kita harus siaga dan bersatu dalam menyikapi setiap kemungkinan," pungkasnya.*
*) Penulis adalahPakar Hukum Internasional, Ekonom Juga Presiden Partai Oposisi Merdeka dan Jenderal Komite Mantan Preman Indonesia Istighfar serta Pengasuh Ponpes ASS SAMA PLUS Jakarta
JAKARTA Pemerintah Indonesia didesak untuk melibatkan lebih banyak pihak dalam penyusunan peta jalan kecerdasan artifisial (artificial in
Sains & TeknologiSAMOSIR Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution melakukan diskusi intensif bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Widiya
PariwisataJAKARTA Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar atau lebih dikenal sebagai Cak Imin atau Gus Imin, m
PendidikanBENGKULU Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bengkulu menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait peng
Hukum dan KriminalJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali mengembangkan penyidikan kasus dugaan pemerasan terhadap tenaga kerja asing (TKA) di
Hukum dan KriminalSAMOSIR Pemerintah Kabupaten Samosir tengah menyusun master plan pembangunan kawasan pantai sepanjang 22 kilometer yang membentang dari
PariwisataJAKARTA Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea kembali mencuri perhatian publik saat mendampingi Direktur Utama PT Angels Products, Tony
Hukum dan KriminalBOGOR Polda Metro Jaya berhasil mengungkap kasus pembunuhan tragis yang menimpa Sidah Alatas, seorang notaris asal Kota Bogor, Jawa Bara
Hukum dan KriminalMEDAN Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan menjatuhkan tuntutan hukuman mati terhadap seorang notaris sekaligus akad
Hukum dan KriminalJAKARTA Awal bulan di pertengahan tahun 2025 menjadi pengingat pahit bagi warga Jakarta. Hujan deras disertai air kiriman dari wilayah h
Peristiwa