DI tengah arus tren dan perkembangan zaman yang kian pesat, kita dihadapkan pada realitas yang cukup mengkhawatirkan: isu keislaman semakin terasa asing dalam keseharian banyak kaum muda. Fenomena ini bukan lagi sekadar isu, melainkan tantangan besar dan pekerjaan rumah (PR) bagi generasi muda Indonesia.
Saat ini, bahkan tindakan sederhana seperti menunaikan salat lima waktu di kalangan pergaulan tertentu bisa dianggap sebagai sesuatu yang langka, sehingga memancing pujian yang berlebihan. Ini mengindikasikan adanya pergeseran nilai yang perlu segera dibenahi.
Menghadapi kondisi ini, Remaja Masjid (RM) hadir sebagai pilar utama dan garda terdepan dalam membenahi permasalahan akhlak dan spiritual generasi bangsa. Melalui pendidikan dan pengkaderan yang sistematis di seluruh pelosok negeri, RM memegang kunci utama pembenahan.
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, RM mampu mengisi kekosongan spiritual dan menjawab kebutuhan aktualisasi diri anak muda di era modern. Kontribusi RM sudah nyata, baik dalam aspek pendidikan, sosial kemasyarakatan, bahkan sering berperan sebagai pengajar, imam, penceramah, dan motivator. Agent of Change Kita harus bersama-sama mendorong penguatan peran RM sebagai Agent of Change (Agen Perubahan) yang sesungguhnya. Setiap anggota RM memikul visi, misi, dan tanggung jawab besar untuk perbaikan generasi bangsa. Persoalan ini tidak bisa hanya dibebankan kepada orang tua, pemerintah, atau stakeholder lainnya.
Kita perlu menyadari, tanggung jawab ini akan semakin kuat ketika kita bersinergi dan berkolaborasi dalam satu tujuan yang sama, ditopang oleh strategi yang terpadu. Dengan menanamkan semangat perjuangan yang dilandasi rasa cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah), kita berharap RM menjadi solusi komprehensif untuk melengkapi segala kekurangan dalam pembinaan karakter generasi muda.
Memperluas Dampak Ketika cara pandang (sudut berfikir) anak muda dapat diisi dengan nilai-nilai kebaikan yang ditanamkan oleh RM. Hal ini akan membawa dampak positif yang masif dan menciptakan kenyamanan emosional bagi mereka. Kita ingin citra RM langsung tergambar sebagai sekumpulan anak muda yang aktif, inspiratif, dan berperan nyata dalam bidang pendidikan, sosial, dan aspek kemasyarakatan lainnya.
RM perlu fokus pada program kerja yang memberikan impact besar bagi lingkungan sekitar. Penting bagi RM untuk membawa inovasi yang mampu bersaing di skala yang lebih luas.
RM harus berani memperbesar skala cakupan implementasi program kerjanya. Maknanya, jangan sampai mayoritas RM hanya berotasi dan berfokus di lingkungan masjid atau kelurahan yang sama. Kita perlu mendorong RM untuk bergerak, menjangkau, dan memberikan manfaat di skala yang lebih besar, baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional.
Menjadi Guardian of Value RM wajib menanamkan prinsip sebagai Guardian of Value (Penjaga Nilai-nilai Kebaikan). Peran RM harus meluas menjadi penjaga nilai-nilai luhur di seluruh sektor kehidupan: bukan hanya keagamaan, tetapi juga pendidikan, lingkungan, sosial, bahkan perpolitikan.
Keterlibatan yang luas ini akan menjaga nilai keseimbangan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai contoh studi kasus, jika pendidikan hanya berfokus pada ilmu duniawi, hal itu ibarat menikmati nasi tanpa lauk, terasa kurang dan tidak memenuhi segala kebutuhan bekal anak muda. Pendidikan yang ideal harus mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan dan akhlak mulia.
Oleh karena itu, dalam proses regenerasi bangsa ke depan, RM harus benar-benar menjadi aktor utama dan contoh teladan yang dijadikan pedoman bagi anak muda dalam menerapkan akhlak yang mulia dan menjadi insan yang berintegritas.*
*) Penulis adalah Ketua Umum Remaja Masjid Raya Baiturrahman Aceh.