BOGOR –Sebuah aksi unjuk rasa besar-besaran terjadi di depan gerbang Kantor Pemerintahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (6/9/2024). Massa yang terdiri dari gabungan mahasiswa dan warga lokal beramai-ramai memprotes penggusuran lapak pedagang di Jalur Puncak yang dilakukan oleh pemerintah setempat.
Aksi Unjuk Rasa: Tuntutan dan Kekecewaan
Para peserta aksi tampak membakar semangat mereka dengan bergantian berorasi di depan gerbang kantor pemerintahan. Mereka membawa spanduk dan poster yang bertuliskan tuntutan dan pernyataan kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah. Salah satu tuntutan utama mereka adalah agar Penjabat (Pj) Bupati Bogor, Asmawa Tosepu, segera pulang ke kampung halamannya di Kendari.
Ketidakpuasan massa terkait kebijakan penertiban bangunan di Jalur Puncak yang dinilai tidak adil ini jelas terlihat. Mereka mengklaim bahwa tindakan penggusuran tersebut telah menghilangkan mata pencaharian para pedagang kecil di kawasan tersebut. Selain itu, peserta aksi merasa bahwa penertiban yang dilakukan oleh Pj Bupati Bogor tampak tebang pilih, di mana hanya sebagian pihak saja yang mendapatkan izin atau perlakuan khusus.
“Kita di sini untuk menuntut perizinan yang benar agar pedagang juga dapat izin. Kenapa Asep Stroberi dapat izin? Jangan cuma pengusaha yang bisa dapat izin,” ujar salah satu peserta aksi dalam orasinya. Asep Stroberi, yang disebutkan dalam pernyataan tersebut, adalah seorang pengusaha yang dinilai mendapatkan perlakuan istimewa dibandingkan pedagang kecil yang terdampak penggusuran.
Tindakan Protes: Pembakaran Ban dan Penembusan Pintu Gerbang
Sebagai bentuk kekecewaan mereka, peserta aksi melakukan tindakan tegas dengan membakar ban di depan gerbang Kantor Pemerintahan Kabupaten Bogor. Asap hitam membubung tinggi, menambah dramatis suasana unjuk rasa. Selain itu, massa juga mencoba mendorong pintu gerbang yang terkunci dan sudah dijaga ketat oleh aparat kepolisian untuk masuk ke area perkantoran.
Setelah beberapa waktu berusaha, pintu gerbang akhirnya berhasil dijebol oleh peserta aksi. Mereka pun melanjutkan aksi mereka di dalam area perkantoran dengan melakukan orasi lebih lanjut, membakar ban, dan merobek spanduk yang mereka bawa.
Reaksi dan Tindakan Selanjutnya
Kapolres Bogor, AKBP Agung Setiawan, yang berada di lokasi, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian berusaha menenangkan massa dan mencegah terjadinya kerusuhan lebih lanjut. “Kami sedang berusaha meredakan ketegangan dan memastikan tidak ada tindakan yang merugikan lebih lanjut,” ujar Agung Setiawan.
Pihak Pemerintah Kabupaten Bogor, termasuk Pj Bupati Asmawa Tosepu, belum memberikan pernyataan resmi terkait aksi unjuk rasa ini. Namun, tindakan dan reaksi massa menunjukkan ketegangan yang meningkat antara pemerintah daerah dan komunitas lokal yang terdampak kebijakan penertiban.
Aksi unjuk rasa hari ini menyoroti ketidakpuasan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah setempat terkait penggusuran lapak pedagang di Jalur Puncak. Dengan tuntutan agar kebijakan lebih adil dan merata, serta penegakan hak-hak pedagang kecil, massa berharap agar suara mereka didengar dan diperhatikan oleh pihak berwenang.
Pihak berwenang diharapkan segera menanggapi tuntutan ini dengan langkah konkret untuk menyelesaikan masalah yang ada dan menghindari konflik lebih lanjut di masa depan. Sementara itu, situasi di Kantor Pemerintahan Kabupaten Bogor tetap dipantau ketat oleh aparat keamanan untuk mencegah terjadinya kerusuhan lebih lanjut.(N/014)
Unjuk Rasa Massa di Kantor Pemerintahan Kabupaten Bogor! Protes Penggusuran Lapak Pedagang