
Enam Perusahaan Dipanggil Hari Ini, Kejagung Selidiki Dugaan Korupsi Beras Tak Sesuai Mutu
JAKARTA Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia terus mendalami kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait ketidaksesuaian standar
Hukum dan Kriminal
JAKARTA -Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan mengungkapkan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah berhasil menyelamatkan keuangan negara sebesar Rp 6,7 triliun hanya dalam waktu tiga bulan sejak kabinet dilantik. Angka tersebut berasal dari berbagai kasus korupsi yang berhasil diungkap dan ditindak tegas oleh aparat penegak hukum melalui Desk Koordinasi Pencegahan Korupsi dan Perbaikan Tata Kelola.
Budi Gunawan menjelaskan, total dana yang berhasil diamankan meliputi Rp 5,37 triliun dalam bentuk mata uang rupiah, Rp 920 miliar dalam mata uang asing, dan emas logam senilai Rp 84 miliar. “Keberhasilan ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya berkomitmen dalam menindak tegas para pelaku korupsi, tetapi juga memastikan bahwa aset negara yang telah diselewengkan dapat kembali untuk kepentingan masyarakat,” kata Budi dalam siaran pers, Kamis (30/1/2025).
Jumlah tersebut belum termasuk hasil sitaan yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Polri. Pemulihan aset ini menjadi bukti seriusnya pemerintah dalam menanggulangi tindak pidana korupsi dan mengembalikan hak negara yang telah disalahgunakan.
Baca Juga:
Selain itu, Budi menegaskan bahwa upaya pemerintah dalam pemberantasan korupsi juga berfokus pada perbaikan tata kelola dan sistem pengawasan. Ia menyebutkan bahwa telah dilakukan 2.164 kegiatan pendampingan hukum yang melibatkan kementerian, BUMN, dan BUMD. Pendampingan tersebut bertujuan memastikan kebijakan dan keputusan bisnis sesuai dengan hukum, serta untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan.
Presiden Prabowo, menurut Budi, juga berulang kali menekankan pentingnya memperkuat sistem pengawasan dan tata kelola yang baik, selain melalui pendekatan represif dalam pemberantasan korupsi. Upaya ini bertujuan untuk meminimalisir celah yang dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu.
Baca Juga:
Ke depan, pemerintah akan terus memperkuat koordinasi antar aparat penegak hukum, memperbaiki regulasi yang masih lemah, dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. Langkah ini diharapkan dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang dimiliki negara digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat dan pembangunan nasional.(kmps)
(N/014)
JAKARTA Kejaksaan Agung (Kejagung) Republik Indonesia terus mendalami kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait ketidaksesuaian standar
Hukum dan KriminalNIAS BARAT Pemerintah Kabupaten Nias Barat terus menunjukkan komitmennya dalam mempercepat proses penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
PemerintahanMEDAN Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi PDI Perjuangan, Agus Setiawan, menggelar kegiatan Reses Masa Persidangan III Tahun 2025 di Jal
PemerintahanJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menduga bahwa mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Sumatra U
Hukum dan KriminalJAKARTA Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami penyidikan terkait dugaan korupsi dalam proyek digitalisasi Stasiun Pengisian
Hukum dan KriminalJAKARTA Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengumumkan pemblokiran terhadap ribuan rekening dormant atau tidak akti
NasionalTAPANULI TENGAH Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Sumatera Utara, Rahmansyah Sibarani, menyayangkan beredarnya informasi tidak akurat yang
PendidikanJAKARTA Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, angkat bicara terkait usulan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mu
NasionalBOGOR Suasana haru dan penuh kehangatan menyelimuti pentas seni gabungan Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 10 dan Sekolah Rakyat Me
NasionalPADANG Sebuah insiden perusakan rumah doa umat Kristen terjadi di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera B
Peristiwa