"Kalau sudah ada TKA, penjurusan otomatis tidak diperlukan lagi. Anak tinggal memilih mapel sesuai peminatan mereka saat daftar kuliah," ucap Satriwan.
Namun, ia menyayangkan ketidakonsistenan pemerintah dalam mengubah kebijakan.
"Pendidikan kita seakan maju mundur. Kebijakan sering ganti tapi esensinya sama," tambahnya.
Merespons banyaknya kritik, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah meminta agar rencana penjurusan SMA dikaji ulang.