Akibatnya, warga setempat berinisiatif melakukan penjagaan untuk memastikan keselamatan pengguna jalan yang melintas.
Jalur darurat telah dibuka di seberang jalan yang longsor, memungkinkan kendaraan roda dua hingga roda empat tanpa muatan untuk tetap melintas.
Namun, kendaraan besar seperti truk pengangkut hasil pertanian tidak bisa melewati jalur alternatif ini dan harus mencari rute memutar melalui perkampungan warga.
Imran Sirait, salah seorang warga setempat, menyatakan bahwa penjagaan dilakukan untuk mencegah kendaraan terjebak di lokasi jalan yang tidak bisa dilalui.
"Kami berinisiatif menjaga lokasi ini agar tidak ada kendaraan yang terjebak. Jalan ini sangat penting bagi warga sekitar, terutama bagi petani yang mengangkut hasil pertanian mereka," ujar Imran, Rabu (2/4/2025).
Dampak dari jalan putus ini sangat dirasakan oleh para petani sawit.
Truk-truk yang biasa digunakan untuk mengangkut tandan buah segar (TBS) sawit tidak bisa melintas, sehingga mereka terpaksa mencari jalur alternatif yang lebih jauh.
Hal ini berpotensi menghambat distribusi hasil panen dan meningkatkan biaya operasional petani.
Camat Bandar Pasir Mandoge, Micam Sitorus, menyampaikan bahwa pihaknya telah melaporkan kejadian ini kepada pemerintah kabupaten dan provinsi untuk mendapatkan penanganan segera, mengingat jalan tersebut berada dalam pengelolaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan ada penanganan sementara. Kami mengimbau warga untuk tetap berhati-hati dan menggunakan jalur alternatif yang tersedia," kata Micam.