Ganjar memilih menekankan pentingnya membangun koalisi untuk menangani bencana di tengah masyarakat, ketimbang membahas politik koalisi jangka panjang.
"Mari kita urus bencana. Bantu rakyat," kata Ganjar, Minggu (7/12).
Ia menekankan agar semua pihak fokus pada penanganan bencana dan kebutuhan mendesak masyarakat yang terdampak.
Usulan Bahlil sendiri mencuat di hadapan Presiden Prabowo Subianto.
Ia menyarankan pembentukan koalisi permanen untuk menjaga stabilitas pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Partai Golkar berpandangan Bapak Presiden, bahwa pemerintahan yang kuat dibutuhkan stabilitas. Lewat mimbar yang terhormat ini izinkan kami memberikan saran perlu dibuatkan koalisi permanen," ujar Bahlil.
Menurut Bahlil, koalisi permanen diperlukan agar partai pendukung pemerintahan tidak keluar-masuk dan selalu solid.
"Sudah harus kita mempunyai prinsip yang kuat untuk meletakkan kerangka koalisi yang benar, kalau menderita, menderita bareng-bareng. Kalau senang, senang bareng-bareng, dan ini dibutuhkan gentleman yang kuat," tambahnya.
Respon Ganjar yang lebih pragmatis mendapat sorotan karena ia menekankan bahwa saat ini fokus harus pada masyarakat terdampak bencana, bukan manuver politik.
Pernyataan ini sejalan dengan sejumlah partai lain, seperti PKS, yang menilai isu koalisi permanen kurang tepat dibahas di tengah krisis bencana.*