Tim THATPOOL PHE OSES meraih Juara 2 Kategori Implementation pada ajang Kompetisi Digital Hackathon AI/ML Hulu Migas 2025 SKK Migas. (foto: ig pertamina.ep)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE OSES) terus mendorong efisiensi dan keberlanjutan operasional di sektor hulu migas melalui pemanfaatan kecerdasan buatan (AI).
Inovasi digital terbaru yang diberi nama THATPOOL (Technological Hub for Advanced Tools and Predictive Optimization of Oilfield Logs) kini menjadi senjata utama PHE OSES dalam mengoptimalkan produksi minyak di lapangan marginal.
Inovasi ini menggunakan pendekatan machine learning (ML) untuk memperkirakan saturasi fluida terkini (current saturation) di reservoir batu gamping, sebuah parameter penting dalam menentukan potensi sisa minyak (residual oil) di suatu lapangan.
"Inovasi ini tidak hanya berdampak nyata di lapangan, tapi juga menjadi bukti bahwa digitalisasi mampu membawa efisiensi dan keberlanjutan operasional," ujar General Manager PHE OSES Antonius Dwi Arinto dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (7/7/2025).
THATPOOL telah berhasil diimplementasikan di Lapangan NR. Hasilnya, produksi minyak meningkat signifikan sebesar 542 barel per hari (BOPD).
Selain itu, inovasi ini juga berhasil menghemat Rp7,18 miliar dari biaya material dan sewa kapal yang sebelumnya dibutuhkan dalam operasi konvensional.
Antonius menjelaskan bahwa dengan memanfaatkan algoritma AI untuk memprediksi current saturation, yakni kondisi fluida terkini dalam reservoir pasca produksi, perusahaan dapat mengidentifikasi zona-zona air dan sisa minyak dengan lebih akurat, sekaligus merancang strategi lanjutan untuk peningkatan perolehan minyak (enhanced oil recovery/EOR).
Keunggulan dari pendekatan ini adalah pengurangan kebutuhan intervensi langsung terhadap sumur, karena sistem mampu merekomendasikan tindakan tepat, seperti penutupan zona air, hanya berdasarkan data prediktif yang diolah melalui model machine learning.
"Di masa depan, pendekatan ini bahkan memungkinkan perawatan sumur dilakukan tanpa intervensi langsung," tambah Antonius.
Kesuksesan THATPOOL di Lapangan NR membuka peluang besar untuk replikasi pendekatan ini di wilayah kerja lain yang memiliki karakteristik serupa.
Menurut Antonius, penerapan digitalisasi yang adaptif seperti ini adalah masa depan industri hulu migas yang tak hanya mengedepankan efisiensi, tetapi juga mengurangi jejak operasional dan meningkatkan keberlanjutan energi nasional.
Dengan kombinasi teknologi digital dan pemodelan berbasis AI, PHE OSES membuktikan bahwa inovasi bukan sekadar wacana, melainkan solusi nyata di lapangan.*