BREAKING NEWS
Senin, 28 Juli 2025

CEO Perplexity AI: Kurangi Doomscrolling Instagram, Fokus Belajar AI untuk Masa Depan Kerja

Paul Antonio Hutapea - Minggu, 27 Juli 2025 11:18 WIB
51 view
CEO Perplexity AI: Kurangi Doomscrolling Instagram, Fokus Belajar AI untuk Masa Depan Kerja
Ilustrasi Doomscrolling. (foto: pexels)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – CEO Perplexity AI, Aravind Srinivas, mengimbau anak-anak muda agar tidak terjebak dalam kecanduan media sosial, terutama Instagram, yang dapat menghabiskan waktu tanpa memberi manfaat nyata.

Dalam wawancara terbaru dengan Tech Enthusiast, Matthew Berman, Srinivas menyoroti fenomena "doomscrolling" yang makin marak di kalangan pengguna muda.

Menurutnya, kebiasaan ini adalah pemborosan waktu yang dapat mengganggu produktivitas dan peluang di masa depan.

Baca Juga:

Srinivas menyatakan bahwa waktu luang seharusnya dimanfaatkan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti mempelajari kecerdasan buatan (AI).

Dia menilai bahwa masa depan dunia kerja akan sangat bergantung pada teknologi AI, yang diprediksi akan menggeser banyak peran manusia di berbagai sektor.

Baca Juga:

"Kurangi doomscrolling di Instagram, mulai luangkan waktu untuk menggunakan AI," tegas Srinivas dalam wawancara tersebut.

Srinivas berharap agar anak-anak muda tidak hanya menjadi pengguna pasif AI, tetapi juga berperan aktif dalam industri tersebut, memahami cara kerja, serta memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh teknologi ini.

Dampak Terhadap Dunia Kerja: Tertinggal atau Menghadapi Risiko Kehilangan Pekerjaan

Dalam wawancaranya, Srinivas juga menegaskan bahwa mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi AI berisiko tertinggal di pasar kerja.

Ia menambahkan bahwa seseorang yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk menggulir media sosial, alih-alih belajar tentang AI, dapat menghadapi tantangan besar di masa depan.

"Orang-orang yang berada di garis depan penggunaan AI akan jauh lebih mudah dipekerjakan dibandingkan mereka yang tidak. Itu sudah pasti akan terjadi," ungkapnya.

Srinivas juga menyoroti betapa cepatnya perubahan dalam dunia teknologi AI.

Dalam waktu singkat, arah dan bentuk AI dapat berubah drastis, dan mereka yang tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut berisiko kehilangan pekerjaan mereka.

"Manusia tidak pernah secepat ini dalam beradaptasi dengan perubahan," tambahnya.

AI: Tantangan dan Peluang Baru untuk Dunia Kerja

Namun, meskipun AI berpotensi menggeser beberapa posisi di dunia kerja, Srinivas tidak melihatnya hanya sebagai ancaman.

Sebaliknya, dia melihat potensi besar di balik perkembangan teknologi ini untuk menciptakan peluang baru.

AI, menurut Srinivas, dapat digunakan sebagai alat untuk membangun lapangan kerja baru, terutama bagi para pengusaha kecil dan individu yang terancam kehilangan pekerjaan.

"AI bisa menjadi 'jembatan' untuk membangun peluang baru. Mereka yang kehilangan pekerjaan bisa membangun perusahaan mereka sendiri dan memanfaatkan AI, atau mereka belajar menggunakan AI dan berkontribusi di perusahaan baru," kata Srinivas.

Pernyataan Srinivas sejalan dengan pandangan Jensen Huang, CEO Nvidia, yang juga percaya bahwa AI akan mentransformasi banyak bidang pekerjaan, bukan menggantikan pekerja manusia.

Teknologi ini, menurut Huang, akan mengubah cara manusia bekerja, menciptakan berbagai peluang yang sebelumnya tidak terbayangkan.*

(km/a008)

Editor
: Raman Krisna
Tags
komentar
beritaTerbaru