BREAKING NEWS
Sabtu, 05 Juli 2025

Nasib Tak Setara Lembaga Adat: Pecalang Diperkuat Negara, Ulu Balang Dihapuskan

Adelia Syafitri - Senin, 12 Mei 2025 23:21 WIB
1.502 view
Nasib Tak Setara Lembaga Adat: Pecalang Diperkuat Negara, Ulu Balang Dihapuskan
Shohibul Anshor Siregar, Koordinator Umum nBASIS (Pengembangan Basis Sosial Inisiatif dan Swadaya).
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Sebaliknya, di Bali, Pecalang tetap hidup dan bahkan mendapatkan legitimasi negara. Dalam Peraturan Daerah (Perda) dan hukum adat Bali, lembaga ini tetap eksis sebagai bagian dari sistem keamanan desa adat.

Perannya diperkuat oleh lembaga resmi seperti Prajuru Desa, dan kerap dilibatkan dalam pengamanan event nasional maupun kegiatan keagamaan.

Baca Juga:

"Kita patut bertanya: mengapa satu institusi adat bisa diberdayakan? Sementara yang lain justru dihilangkan? Apa dasar seleksinya? Apakah hanya karena Bali menjadi ikon pariwisata nasional dan internasional?" ujar Shohibul menohok.

Perspektif Purwanto: Negara Tak Menciptakan Budaya

Baca Juga:

Dalam kaitannya terhadap pernyataan Shohibul, analisis Prof Semiarto Aji Purwanto dari Universitas Indonesia (UI) yang menyatakan bahwa kebijakan budaya di Indonesia cenderung menyensor dan menundukkan ekspresi lokal, memiliki korelasi saling menguatkan.

Dalam Pidato Pengukuhan Guru Besar Antropologi UI berjudul "Kebijakan Budaya: Kelahiran Kembali Negara Sensor?" (2021), misalnya, Purwanto menulis:

"Kebijakan budaya selama ini tak jarang justru menjauhkan masyarakat dari ruang untuk menghidupi kebudayaan secara utuh. Negara hadir bukan sebagai fasilitator, tetapi pengatur ekspresi budaya."

Kritik ini memperkuat argumen Shohibul bahwa revitalisasi budaya lokal harus berasal dari komunitas, bukan intervensi top-down dari negara.

Dekolonisasi Budaya: Jalan Menuju Keadilan Kultural

Shohibul menyerukan pentingnya pendekatan dekolonisasi dalam kebijakan budaya.

Ia menyarankan agar pemerintah membuka ruang bagi komunitas-komunitas adat untuk memulihkan struktur sosial yang tergerus kolonialisme.

"Dekolonisasi itu bukan romantisme masa lalu. Ini soal hak kolektif atas identitas dan kesejahteraan," tegasnya.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Shohibul Anshor Siregar: Medan 435 Tahun, Demokrasi Tanpa Gigi dan Pengkhianatan Konstitusi
Pengamat: OTT di Sumut Pertanda Erosi Pengaruh Kekuasaan Jokowi
Shohibul Anshor Siregar: Penunjukan Prabowo di PSSI Pertanda Suram Masa Depan Sepak Bola Indonesia
Shohibul: Dekolonisasi Pemikiran dan Rekonstruksi Asketisme Intelektual, Tantangan Besar Dunia Kampus dan Bangsa
Klaim Empat Pulau Aceh Masuk Sumut, Shohibul Anshor Siregar: Abainya Kemendagri Ancam Kedaulatan Wilayah
Dosen UMSU: Legislator Sumut Hadapi "Medan Tempur" Oligarki dan Jebakan Ekonomi Kolonial
komentar
beritaTerbaru