BREAKING NEWS
Minggu, 06 Juli 2025

Puasa Asyura 10 Muharram: Penghapus Dosa Setahun, Inilah Keutamaannya!

Adelia Syafitri - Sabtu, 05 Juli 2025 07:31 WIB
60 view
Puasa Asyura 10 Muharram: Penghapus Dosa Setahun, Inilah Keutamaannya!
Ilustrasi. (foto: iStockphoto)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA Bulan Muharram sebagai pembuka tahun baru Hijriah bukan hanya menjadi momen refleksi spiritual, tetapi juga menyimpan peluang meraih keberkahan luar biasa melalui berbagai ibadah sunnah.

Salah satu yang paling dianjurkan adalah puasa Asyura pada 10 Muharram, yang dikenal memiliki keutamaan besar sebagai penghapus dosa selama satu tahun.

Dalam hadits riwayat Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda:

Baca Juga:

"Puasa Asyura menghapus dosa setahun dan puasa Arafah menghapus dosa dua tahun, yaitu setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya." (HR Muslim & At-Tirmidzi)

Keutamaan puasa Asyura diperkuat oleh riwayat lain dari HR Muslim yang menyebut bahwa Rasulullah SAW menjelaskan bahwa puasa ini "melebur dosa setahun yang lalu."

Keistimewaan ini menjadikan 10 Muharram sebagai salah satu momen emas dalam kalender Islam untuk memperbaiki diri dan menghapus kesalahan di masa lalu.

Namun, para ulama seperti Ibnu Qayyim al-Jawziyyah dalam kitab al-Da' wa al-Dawa' menekankan bahwa pengampunan dosa melalui puasa Asyura memiliki syarat.

Salah satu penghalang utama adalah dosa besar yang dilakukan secara terus-menerus.

Tanpa meninggalkan dosa besar, puasa sunnah seperti Asyura maupun Ramadan tidak akan menghapus dosa secara optimal.

Hal ini merujuk pada firman Allah dalam Surah An-Nisa ayat 31:

"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang, niscaya Kami menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke tempat yang mulia (surga)."

Imam Baihaqi juga menambahkan bahwa jika seseorang tidak memiliki dosa yang perlu diampuni, maka ganjaran puasa Asyura tetap akan diberikan dalam bentuk peningkatan derajat di sisi Allah SWT.

Puasa Asyura bukan hanya dianjurkan oleh Rasulullah SAW, tapi juga merupakan bagian dari tradisi panjang kenabian.

Dalam riwayat yang tercantum dalam Mukasyafatul Qulub karya Imam al-Ghazali, disebutkan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi berpuasa pada hari Asyura sebagai bentuk penghormatan atas kemenangan Nabi Musa AS melawan Firaun.

Rasulullah SAW kemudian bersabda:

"Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian."

Sejak saat itu, Nabi SAW menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa Asyura.

Bahkan, beliau menganjurkan agar umat Islam membedakan diri dari tradisi Yahudi dengan menambahkan puasa Tasu'a (9 Muharram) atau 11 Muharram di hari setelahnya.

Niat Puasa Asyura

Bagi yang hendak melaksanakan ibadah ini, berikut niat puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَأَ سُنَّةَ لِلَّهِ تَعَالَى

Latin: Nawaitu shauma yauma 'Asyûrâ-a sunnata lillâhi ta'âlâ.

Artinya: "Saya berniat puasa Asyura sunnah karena Allah Ta'ala."

Puasa Asyura adalah kesempatan yang tidak datang setiap hari.

Momentum 10 Muharram ini semestinya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menyucikan diri dari dosa-dosa masa lalu.

Wallahu a'lam.*

(d/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
Tags
beritaTerkait
Puasa Tasua dan Asyura 2025: Jadwal, Niat, dan Keutamaannya
Tahun Baru Hijriah, Muhammadiyah Dirikan SMK Unggulan di Aceh: Monumen Pembangunan Anak Bangsa
komentar
beritaTerbaru