
Apakah Rusia Sudah Sepakat dengan AS sehingga Tidak Membantu Iran?
OlehProf. Dr. K.H. Sutan Nasomal, S.H., M.H.KEKISRUHAN perang saling dukung mendukung menjadi dilematis tanda tanya teka teki berselimut ya
OpiniJAKARTA -Rencana pemerintah menaikkan tarif ojek online (ojol) sebesar 8 hingga 15 persen menimbulkan reaksi beragam di kalangan masyarakat. Sejumlah penumpang mulai mempertimbangkan untuk beralih ke transportasi umum seperti Transjakarta, MRT, dan angkot sebagai alternatif yang lebih hemat biaya.
Wulan Jessica (25), warga Jakarta Pusat, mengaku akan meninggalkan ojol sebagai moda utama transportasinya jika tarif benar-benar naik. Ia menilai, pilihan menggunakan transportasi umum bisa membantu mengurangi kemacetan, meski di sisi lain berdampak pada pendapatan pengemudi ojol.
"Masyarakat seperti saya pasti lebih banyak memilih transportasi umum kayak Transjakarta. Hal ini bisa membantu jalanan jadi enggak macet, tapi satu sisi berisiko buat driver ojol. Kasihan pendapatannya turun, dilema sih jadinya," ujar Wulan , Senin (30/6/2025).
Wulan menambahkan, meski ia memahami bahwa kenaikan tarif mungkin didorong oleh aksi protes para pengemudi beberapa waktu lalu, tetap saja bagi penumpang harian seperti dirinya, tarif baru bisa menjadi beban pengeluaran.
"Seminggu aja bisa habis Rp 180.000 cuma buat ojol, kalau tarif naik ya makin berat di dompet," ucapnya.
Senada dengan Wulan, Iin (34), penumpang ojol asal Bogor, juga menyatakan kekhawatirannya. Ia menilai selama ini masyarakat memilih ojol karena efisiensi dan kenyamanan. Namun, harga yang semakin tinggi dapat menggeser preferensi itu.
"Kalau tarif ojol naik terus, ya bisa jadi saya beralih ke transportasi umum. Sekarang aja saya udah mulai mikir dua kali buat pesan ojol, apalagi kalau cuma jarak dekat," ujarnya.
Menurut Iin, transportasi umum saat ini sudah jauh lebih baik dan nyaman, terutama di wilayah Bogor dan Jakarta. Ia menyebutkan, jika tarif ojol tak lagi rasional, masyarakat akan lebih memilih moda lain yang meski lebih jauh, tapi tetap ramah kantong.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa rencana kenaikan tarif ojol sudah melalui tahap finalisasi. Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, menjelaskan bahwa kajian telah rampung dan akan dibahas lebih lanjut dengan para aplikator.
"Kami sudah melakukan pengkajian, sudah final untuk perubahan tarif. Terutama roda dua, itu ada beberapa kenaikan," kata Aan dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (30/6).
Aan menyebut, kenaikan tarif akan disesuaikan berdasarkan tiga zona operasional dengan kisaran kenaikan antara 8 hingga 15 persen.
"Besok kami akan memanggil aplikator. Tapi, pada prinsipnya, kenaikan tarif ini sudah disetujui oleh mereka," ujarnya.*
(km/j006)
OlehProf. Dr. K.H. Sutan Nasomal, S.H., M.H.KEKISRUHAN perang saling dukung mendukung menjadi dilematis tanda tanya teka teki berselimut ya
OpiniJAKARTA Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Basuki Hadimuljono, menepis kabar yang menyebut maraknya praktik prostitusi di kawasan
NasionalJAKARTA Menteri Agama Nasaruddin Umar memastikan upaya pencarian terhadap tiga jemaah haji asal Indonesia yang dilaporkan hilang di Arab
NasionalJAKARTA Hasil survei Konsumen Bank Indonesia (BI) terbaru menunjukkan meningkatnya pesimisme masyarakat terhadap ketersediaan lapangan ke
NasionalMEDAN Kebiasaan membuang ampas kopi ke saluran wastafel dapur ternyata bisa menimbulkan masalah serius pada sistem pembuangan air di rum
Sains & TeknologiMEDAN Sosiolog dari FISIP UMSU, Shohibul Anshor Siregar, menyoroti ketiadaan prinsip mandat imperatif dalam sistem politik Indonesia seb
PolitikMEDAN Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengaku heran dengan langkah Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut yang menganggarkan Rp1,6 mil
PemerintahanNIAS UTARA Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nias Utara menggelar Rapat Paripurna dalam rangka penyampaian pendapat akhir
PemerintahanJAKARTA Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Mayor Jenderal TNI Ahmad Rizal Ramdhani sebagai Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Uru
EkonomiOleh Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, S.H., M.H.,SEPERTI surya mentari yang menerangi semua ruang gelap hadirnya INSAN PERS di Republik Indones
Opini