BREAKING NEWS
Rabu, 22 Oktober 2025

Rupiah Melemah ke Rp16.587, Tertekan Shutdown Pemerintah AS & Konflik Gaza

Adelia Syafitri - Rabu, 22 Oktober 2025 09:27 WIB
Rupiah Melemah ke Rp16.587, Tertekan Shutdown Pemerintah AS & Konflik Gaza
Ilustrasi. (foto: AI/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Rabu (22/10/2025), di tengah tekanan eksternal berupa penutupan pemerintahan AS yang berkepanjangan dan meningkatnya ketegangan geopolitik global.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.02 WIB, rupiah dibuka melemah 15 poin atau 0,09% ke posisi Rp16.587 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS juga tercatat turun tipis sebesar 0,02% ke level 98,91.

Baca Juga:

Di sisi lain, mayoritas mata uang Asia justru menunjukkan penguatan terhadap dolar AS.

Yen Jepang terapresiasi 0,12%, won Korea naik 0,06%, baht Thailand menguat 0,12%, dan rupee India tercatat naik 0,05%.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap krisis fiskal di Amerika Serikat.

Hingga hari ini, penutupan pemerintah federal AS telah memasuki hari ke-21, menjadikannya sebagai salah satu shutdown terpanjang dalam sejarah modern Negeri Paman Sam.

"Penutupan pemerintah telah memasuki hari ke-21 tanpa tanda-tanda akan berakhir, setelah para senator gagal untuk ke-11 kalinya menyelesaikan kebuntuan dalam pemungutan suara," kata Ibrahim.

Kondisi ini menambah ketidakpastian di pasar keuangan global yang sudah dibayangi ketegangan geopolitik.

Konflik antara Israel dan Hamas yang kembali memanas turut menambah kekhawatiran pelaku pasar.

Israel kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sebagai respons atas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas, memicu kekhawatiran atas keberlangsungan proses perdamaian di kawasan tersebut.

Ketidakpastian geopolitik ini turut menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Dari dalam negeri, Presiden Prabowo Subianto dikabarkan tengah mengevaluasi kebijakan mengenai penempatan devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE SDA).

Saat ini, 100% dana DHE SDA wajib ditempatkan di dalam negeri selama 12 bulan sesuai dengan PP No. 8/2025.

Namun, Prabowo disebut belum puas dengan dampak kebijakan tersebut terhadap cadangan devisa nasional dan telah meminta jajaran ekonomi untuk meninjau ulang efektivitas implementasinya.

Sementara itu, Bank Indonesia melaporkan bahwa cadangan devisa per akhir September 2025 berada di angka US$148,7 miliar, mengalami penurunan selama tiga bulan berturut-turut sejak Juni.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dan cenderung ditutup melemah pada rentang Rp16.580 hingga Rp16.610 per dolar AS.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak untuk membeli atau menjual aset keuangan. Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Media tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul dari keputusan investasi yang dilakukan berdasarkan informasi dalam artikel ini.*


(bi/a008)

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
beritaTerkait
IHSG Tergelincir 0,21%, Saham ANTM dan TLKM Paling Menyakitkan
Korban Rugi Rp1,4 Miliar, Pasutri di Medan Ternyata Gunakan Modus Proyek Dinas
Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Rp16.570 per Dolar AS
IHSG Dibuka Menguat ke 8.169, Saham Perbankan dan Telekomunikasi Dorong Kapitalisasi Pasar
IHSG Dibuka Menguat ke Level 7.975 di Momen Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
Rupiah Menguat ke Rp16.570, Sentimen The Fed dan Investasi Jadi Penopang
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru