Honne mengumumkan melalui Instagram @hellohonne, menyebutkan bahwa keputusan pembatalan konser diambil oleh pemerintah daerah. (foto: Kolase by Canva/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
Meskipun terjadi pembatalan, Ody menegaskan bahwa Pemko Medan tetap mendukung penyelenggaraan acara dan konser berskala internasional di kota tersebut.
Namun, ia juga menekankan bahwa Pemerintah Kota Medan berhak untuk memastikan bahwa acara yang digelar tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
"Kami tetap mendukung setiap acara internasional yang digelar di Medan. Namun, jika ada informasi yang berkembang dan perlu ditindaklanjuti, kami akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan semuanya berjalan sesuai aturan dan nilai yang ada," ujar Ody.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, H. Hasan Matsum, sebelumnya juga menegaskan penolakan terhadap konser yang diduga memiliki hubungan dengan promosi LGBT.
Hasan menilai bahwa MUI berkewajiban untuk menjaga nilai-nilai agama dan sosial di masyarakat, termasuk menolak segala bentuk dukungan terhadap perilaku LGBT yang dianggap merusak moral.
"Kami tidak menentang konser atau hiburan, namun jika ada pesan yang disampaikan yang mendukung LGBT, kami akan menolaknya. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral kami untuk menjaga generasi muda dan nilai-nilai sosial," tegas Hasan.
MUI dan sejumlah organisasi masyarakat lainnya telah mengimbau agar Pemerintah Kota Medan tidak memberikan izin untuk konser tersebut, mengingat isu yang berkembang terkait dengan pendukung LGBT.
Honne, yang terdiri dari James Hatcher dan Andy Clutterbuck, dalam pengumuman pembatalan konser menyampaikan bahwa Indonesia memiliki tempat khusus di hati mereka.
Mereka berharap bisa kembali ke Indonesia di masa depan untuk menggelar konser di tempat lain.
"Indonesia memiliki tempat khusus di hati kami, dan kami berharap bisa kembali suatu hari nanti," ungkap Honne dalam postingan Instagram mereka.*