
Cak Imin Kenakan Wastra Nusantara di Dusun Bambu: “Bangga Buatan Anak Negeri”
BANDUNG BARAT Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, tampil memukau saat
Seni dan Budaya
SURABAYA – Sadis adalah kata yang tepat untuk menggambarkan Supardi. Pria 30 tahun itu tega membunuh Akhiyah (60), ibu kandungnya sendiri. Bahkan Supardi juga memakan hati ibunya. Peristiwa itu terjadi pada Selasa, 14 Mei 2013. Mayat Akhiyah yang mengenaskan pertama kali ditemukan suaminya, Muntalib sekitar pukul 09.00 WIB.
Penemuan itu membuat geger warga Jalan Bangkingan Timur, Kecamatan Lakarsantri.
Dengan cepat polisi dan warga memadati rumah Akhiyah. Polisi langsung menggelar olah TKP. Sejumlah saksi juga diperiksa. Tak lama, polisi lantas mengamankan Supardi di rumahnya yang hanya berjarak 20 meter dari rumah ibunya.
Baca Juga:
Supardi ditangkap berkat petunjuk puntung rokoknya, yang berada di sekitar mayat ibunya. Tak hanya itu, dari keterangan saksi, Supardi diketahui datang ke rumah ibunya sebelum Akhiyah ditemukan tewas.
Supardi pun langsung digelandang ke kantor polisi. Di hadapan polisi, Supardi mengakui semua perbuatannya. Termasuk mengungkapkan bagaimana cara menghabisi ibunya dengan dingin.
Baca Juga:
Supardi mengaku menghantam tengkuk ibunya dengan palu berkali-kali. Untuk memastikan ibunya tewas, Supardi memisahkan kepada dan badan korban.
Aksi sadis Supardi tak berhenti di situ. Ia merusak mayat ibunya dan memakan bagian hatinya.
Dengan tenang ia lantas pulang ke rumahnya yang berjarak sekitar 20 meter. Di rumah, ia membersihkan baju dan badannya yang dipenuhi darah ibunya.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya saat itu, AKBP Farman kemudian membeberkan motif pembunuhan keji tersebut. Ia menyebut, Supardi sakit hati karena orang tuanya pilih kasih dan tak memperhatikannya lagi.
Tersangka kesal karena merasa orang tuanya pilih kasih. Tersangka merasa tidak diperhatikan lagi,” kata Farman saat itu kepada wartawan.
Supardi merupakan anak ketiga dari pasangan Muntalib dan Akhiyah dari lima bersaudara. Lima bersaudara itu yakni Amenan, Parni, Supardi, Sukri dan Suwarni.
Mereka telah dibuatkan rumah yang saling berdekatan. Karena itu, polisi menyebut, alasan Supardi membunuh ibunya dengan keji tak logis.
Aksi sadis Supardi membunuh ibunya sempat menimbulkan berbagai spekulasi. Sebab, orang dengan kejiwaan normal tak mungkin sesadis itu saat melakukan pembunuhan terhadap ibunya sendiri.
Saat diperiksa, Supardi sempat mengakui sedang mengikuti aliran kebatinan. Dugaan lain, Supardi tengah mengidap gangguan kejiwaan. Namun yang pasti, Supardi membunuh dalam keadaan sadar. Ini dibuktikan dengan menghilangkan jejak bercak darah di pakaiannya.
Tak ingin larut dalam spekulasi, polisi akhirnya memeriksa kesehatan jiwa Supardi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. Itu sekaligus untuk memastikan kondisi psikis Supardi.
Meski demikian, pemberkasan atau Berita Acara Perkara (BAP) kasus pembunuhan Supardi terhadap ibunya tetap jalan. Bahkan Polrestabes Surabaya telah menyerahkan berkasnya ke Kejaksaan Negeri Surabaya (Kejari) berserta surat rekomendasi dokter kejiwaan.
Hingga pada Jumat, 28 Juni 2013, Kepala Sie Pidana Umum Kejari Surabaya saat itu M Judhy Ismono mengembalikan berkas Supardi ke penyidik. Itu karena Kejari menilai Supardi dinyatakan sakit jiwa atau skizofrenia paranoid.
Keputusan Kejari Surabaya itu didasarkan dari surat rekomendasi dokter dan keluarga yang dilampirkan dalam berkas bahwa Supardi memang mengalami sakit jiwa. Pada 1 Juli 2013, Kejari Surabaya secara resmi mengembalikan berkas ke penyidik dan kasusnya ditutup.
Penutupan kasus itu sesuai dengan Pasal 44 ayat 1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang menyebutkan Barangsiapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana.
[DADANG]
BANDUNG BARAT Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, tampil memukau saat
Seni dan BudayaDELI SERDANG Setelah melewati babak penyisihan grup yang berlangsung ketat, Turnamen Mini Soccer Jurnalis Championship (MSJC) Sumut Berkah
OlahragaLOMBOKSeorang pendaki perempuan asal Brasil, berinisial JDSP (27), dilaporkan jatuh ke arah Danau Segara Anak di kawasan Gunung Rinjani, Lo
PeristiwaMUARO JAMBI Unit Reskrim Polsek Sungai Gelam, Polres Muaro Jambi, berhasil mengungkap kasus pencurian kabel milik PLN yang terjadi pada Ju
Hukum dan KriminalMEDAN Tiga anggota kawanan begal sadis lintas kabupaten/kota di Sumatera Utara berhasil dilumpuhkan oleh Unit Reskrim Polsek Medan Sunggal.
Hukum dan KriminalMEDAN Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara menegaskan bahwa pesawat Saudia Airlines SV5688 yang sempat mendarat darurat di Bandara Int
NasionalPEMATANG SIANTAR Warga Jalan Bah Binonom, Kelurahan Sigulanggulang, Kecamatan Siantar Utara, digegerkan oleh penemuan mayat seorang peremp
PeristiwaJAKARTA Langit Kemayoran malam ini bersinar meriah! Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2025 menggelar pesta kembang api spektakuler dalam rangka mem
NasionalMEDAN Situasi mencekam sempat terjadi di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, pada Sabtu (21/6), ketika sebuah dugaan ancaman
NasionalDELI SERDANG Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, membuka secara resmi Kejuaraan Mini Soccer Jurnalis Championship (MSJC) Sumu
Olahraga