BREAKING NEWS
Minggu, 07 September 2025

China Tunjukkan Perubahan Arah: Sinyal Kuat Akhiri Perang Harga dan Atasi Deflasi

Justin Nova - Sabtu, 12 Juli 2025 08:20 WIB
China Tunjukkan Perubahan Arah: Sinyal Kuat Akhiri Perang Harga dan Atasi Deflasi
Presiden China Xi Jinping (foto: BBC)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BEIJING – Setelah bertahun-tahun bergelut dengan tekanan deflasi dan persaingan harga yang tidak sehat, Pemerintah Tiongkok di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping mulai menunjukkan perubahan arah kebijakan ekonomi secara signifikan.

Mengutip laporan Bloomberg, sinyal paling kuat kini datang dari Beijing yang berupaya mengendalikan perang harga di berbagai sektor strategis seperti baja, panel surya, dan kendaraan listrik (EV). Langkah ini dinilai sebagai respons terhadap kelebihan kapasitas produksi dan tekanan global yang kian meningkat.

"Kalau dijalankan dengan tepat, ini bisa membantu perdagangan global, khususnya dalam meredakan ketegangan akibat kelebihan kapasitas produksi China yang membanjiri pasar dunia," ujar Wendy Liu, Kepala Strategi Ekuitas Asia dan China di JPMorgan Chase & Co.

Baca Juga:

Deflasi Terus Menekan, PPI Juni Turun 3,6%

Data terbaru menunjukkan indeks harga produsen (PPI) China turun sebesar 3,6% secara tahunan pada Juni 2025. Ini merupakan penurunan terdalam sejak Juli 2023, menambah kekhawatiran terhadap kelesuan ekonomi dan urgensi perubahan kebijakan.

Baca Juga:

Sikap Beijing mulai berubah secara terbuka. Dalam pertemuan badan ekonomi tertinggi Partai Komunis, pemerintah mengakui adanya dorongan investasi berlebihan dari pemerintah daerah dan sistem perpajakan yang mendorong produksi massal, bukan efisiensi.

Arah Baru: Kontrol Produksi dan Perang Harga

Kebijakan untuk mengakhiri "kompetisi tidak sehat" mulai diterapkan dengan pendekatan lebih terpusat. Pemerintah mulai menggelar pertemuan dengan industri, seperti sektor panel surya, dan mendorong inisiatif "anti-involution" sebagai bentuk perlawanan terhadap kompetisi ekstrem.

Sejumlah perusahaan bahkan mulai memangkas produksi, dengan harga baja dan kaca anjlok ke level terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Langkah Konkret: Pembayaran Tepat Waktu & Aturan Baru

Pemerintah juga meluncurkan platform pengaduan keterlambatan pembayaran supplier, dan mulai mewajibkan pembayaran dalam waktu maksimal 60 hari. Sejumlah produsen otomotif sudah menyatakan komitmennya untuk mematuhi aturan ini.

Menuju Reformasi Struktural dan Model Pertumbuhan Baru

China tengah mempertimbangkan pembaruan kebijakan "Made in 2025" untuk memperkuat sektor teknologi tinggi. Citigroup menyebut kemungkinan pengurangan kapasitas di sektor BUMN seperti baja, batubara, dan semen, serta penguatan standar lingkungan dan ketenagakerjaan di sektor swasta.

Langkah lainnya mencakup penghapusan insentif pajak ekspor dan pengurangan subsidi industri, sebagaimana dilakukan pada produk baterai dan aluminium akhir 2024.

Namun demikian, tantangan tetap besar. Permintaan domestik masih lemah, dan sebagian besar sektor terdampak seperti EV didominasi oleh swasta, yang lebih sulit dikendalikan pemerintah pusat.

"Nada kebijakan lebih tegas, niatnya lebih jelas. Tapi tanpa kebijakan konkret dan pelaksanaan jelas, hasilnya masih belum pasti," ujar tim ekonom Morgan Stanley yang dipimpin Robin Xing.

Keseimbangan Ekonomi dan Sosial Jadi Kunci

Kekhawatiran akan pengangguran massal membuat pemerintah daerah cenderung mempertahankan perusahaan yang tidak efisien. Reformasi sebelumnya (2016–2019) mengakibatkan pemangkasan 31% tenaga kerja di sektor berat. Untuk mengimbanginya, pemerintah mengalokasikan CNY 100 miliar untuk pelatihan dan penempatan ulang pekerja.

Langkah strategis ini juga diambil di tengah tekanan dari Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump, yang mendorong relokasi manufaktur dari China.

Prospek ke Depan: Perlu Langkah Nyata, Bukan Hanya Wacana

Ekonom mendorong reformasi struktural, termasuk perubahan indikator keberhasilan pejabat daerah dari sekadar pertumbuhan PDB menjadi peningkatan konsumsi dan pendapatan masyarakat.

Spekulasi pertemuan tingkat tinggi untuk menyelamatkan sektor properti juga menambah optimisme pasar, terbukti dari lonjakan saham properti terbesar dalam sembilan bulan terakhir.

Kini, dunia menanti: apakah perubahan nada dari Beijing akan diikuti dengan kebijakan konkret dan terukur?*

(kp/j006)

Editor
: Justin Nova
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Staf Kim Jong-un Bersihkan Semua Barang Usai Bertemu Putin, Cegah Intelijen Asing?
Mic Bocor, Terekam Putin-Xi Bahas Transplantasi Organ dan Harapan Hidup 150 Tahun?
Presiden Prabowo Kembali ke Tanah Air Usai Hadiri Parade Militer dan Bertemu Xi Jinping di Beijing
Prabowo Hadiri Parade Militer China, Berdiri Sejajar dengan Tokoh Dunia
Meski Ada Dinamika di Dalam Negeri, Ini Alasan Prabowo Tetap Berangkat ke China
Kim Jong Un Tiba di Beijing, Siap Hadiri Parade Militer Bersejarah Bersama Xi Jinping dan Putin
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru