
Imbas Puluhan Siswa Keracunan MBG di Toba, Operasional Dua Dapur SPPG Dihentikan
TOBA Kasus dugaan keracunan makanan kembali terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara.adsense Sebanyak 95 siswa dari jenjang SD, SMP,
KesehatanJAKARTA – Di tengah cuaca panas, es batu sering kali menjadi penyelamat. Selain menambah kesegaran minuman, tak sedikit orang yang gemar langsung mengunyah es batu untuk menghilangkan dahaga.
Namun, di balik sensasi dingin yang menyenangkan, makan es batu ternyata menyimpan risiko kesehatan yang perlu diwaspadai.
Kebiasaan mengunyah es batu—meski terlihat sepele—bisa menyebabkan kerusakan permanen pada gigi. Teksturnya yang keras dapat mengikis enamel, membuat gigi retak, bahkan menyebabkan patah gigi.
Kondisi ini tentu memerlukan perawatan dokter gigi yang tak sedikit biayanya.
Tak hanya itu, menurut laman Medical News Today, kebiasaan makan es batu secara kompulsif dikenal dengan istilah pagophagia, yakni salah satu bentuk pica—gangguan makan yang ditandai dengan keinginan mengonsumsi benda non-makanan, seperti tanah, sabun, atau kapur.
Terkait dengan Anemia dan Masalah Mental
Pagophagia sangat sering dikaitkan dengan anemia defisiensi besi, kondisi saat tubuh kekurangan hemoglobin. Teori medis menyebutkan bahwa mengunyah es batu memberi efek "menyegarkan otak" secara instan bagi penderita anemia, meskipun sifatnya hanya sementara.
"Gejala anemia yang bisa menyertai pagophagia di antaranya tubuh pucat, cepat lelah, jantung berdebar, hingga sesak napas," tulis laman Medical News Today.
Bila kamu atau orang terdekat memiliki kebiasaan ini, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan darah dan berkonsultasi ke dokter.
Pengobatan dengan suplemen zat besi terbukti mampu mengurangi kebiasaan ini secara bertahap.
Selain karena anemia, mengunyah es batu juga bisa disebabkan oleh faktor emosional, seperti stres, OCD, atau gangguan kecemasan. Dalam beberapa kasus, craving terhadap es batu muncul sebagai bentuk pelarian dari tekanan mental atau dehidrasi ringan.
Kapan Harus Waspada?
Mengunyah es batu sesekali tentu tidak masalah. Namun, jika sudah menjadi kebiasaan yang sulit dikendalikan, atau terjadi setiap hari, ini bisa menjadi sinyal gangguan kesehatan.
Para ahli menyarankan untuk tidak mengabaikan kebiasaan ini dan menjadikannya sebagai alarm tubuh yang sedang mengalami gangguan, baik secara fisik maupun mental.*
(km/J006)
TOBA Kasus dugaan keracunan makanan kembali terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara.adsense Sebanyak 95 siswa dari jenjang SD, SMP,
KesehatanBAGANSIAPIAPI Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bagansiapiapi resmi menjalin kerja sama strategis dengan Rumah Sakit Umum Daerah
KesehatanMEDAN Eks Kepala Satuan Kerja I BBPJN Sumut, Dicky Erlangga, berbelit dalam persidangan kasus suap PT Dalihan Natolu Grup.adsenseSidan
Hukum dan KriminalKALIMANTAN TIMUR PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) menunjukkan komitmen kuat terhadap keselamatan operasi hulu migas melalui pen
NasionalKUTACANE Gerak cepat personel Polres Aceh Tenggara patut diapresiasi. adsenseKurang dari dua jam pascakejadian, pelaku tindak pidana p
Hukum dan KriminalMEDAN Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Muhammad Bobby Afif Nasution menyatakan komitmennya dalam mendukung percepatan implementasi Bus Ra
PemerintahanMEDAN Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) melalui Dinas Kesehatan bergerak cepat menangani dugaan keracunan makanan yang
PeristiwaMEDAN Program Universal Health Coverage (UHC) melalui Berobat Gratis Sumut Berkah yang diinisiasi oleh Gubernur Sumatera Utara Muhammad
KesehatanJAKARTA Artis kontroversial Nikita Mirzani membacakan nota pembelaan atau pleidoi dalam sidang kasus dugaan pemerasan dan tindak pidana
EntertainmentJAKARTA Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan uji materi terhadap Pasal 8 ayat (5) UndangUndang Nomor 11 Tahun 2021
Hukum dan Kriminal