
Puan Maharani Soroti 7 PMI Sumut Tewas di Kamboja: Jangan Tunggu Viral Baru Negara Bertindak!
JAKARTA Ketua DPR RI, Puan Maharani, angkat bicara soal meninggalnya tujuh Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Utara di Kamboja
NasionalOleh:Jaka Budi Santosa
DI mata pendukungnya, Jokowi sungguh luar biasa. Buat mereka, Presiden Ke-7 RI itu ialah pemimpin terbaik, tersukses, terhebat, dan ter ter lainnya. Bahkan, saking luar biasanya, Jokowi dianggap memenuhi syarat sebagai nabi. Enggak salah?
Begitulah realitasnya. Kiranya tak ada pendukung presiden atau mantan presiden negeri ini yang sefanatik pendukung Jokowi. Banyak di antara mereka yang kelasnya tak sekadar pendukung, bukan semata loyalis, melainkan sudah pada tataran pemuja. Yang namanya pemuja, mereka tak pelit memberikan puja puji kepada sang pujaan.
Bolehlah kita tengok deretan kata-kata indah dari para pendukung kepada Jokowi. Ada yang terang-terangan menyebut Pak Jokowi presiden terbaik sepanjang sejarah Indonesia. Doktor ilmu komunikasi dari Universitas Indonesia Ade Armando, misalnya. Artinya, menurut Ade, Jokowi lebih baik ketimbang Bung Karno, Pak Harto, Habibie, Gus Dur, Megawati, dan SBY. Masuk akalkah? Itu jadi perdebatan.
Itu belum seberapa. Pak Jokowi bahkan diumpamakan seperti Umar bin Khatab. Umar ialah khalifah kedua dari khulafaur rasyidin atau pemimpin yang bijaksana setelah Nabi Muhammad SAW. Dia dikenal taat kepada Allah SWT, pemberani, adil, sederhana, amanah, dan sangat memperhatikan rakyatnya.
Sanjungan itu terucap pada 2018 dari mulut Rokhmin Dahuri, Ketua DPP PDIP Bidang Kemaritiman. Kata dia, gaya kepemimpinan Jokowi seperti Umar, tak berjarak dengan rakyat, dan selalu peduli dengan kesulitan rakyat. ''Beliau kayak Umar bin Khatab, kan selalu datang ke sana-kemari, menjemput (rakyat),'' begitu Rokhmin bilang kala itu.
Pujian Rokhmin diamini koleganya di banteng moncong putih, Arteria Dahlan. Dia mengapresiasi blusukan Jokowi, termasuk di perkampungan di Sempur, Bogor, untuk memberikan langsung bantuan sembako pada Minggu, 26 April 2020 malam. Dia keras membantah tudingan pihak lain bahwa Jokowi pencitraan. Kata dia, gaya kepemimpinan Jokowi memang egaliter, mirip dengan Umar bin Khatab. Benarkah?
Yang pasti Rokhmin dan Arteria memuji habis ketika saat itu masih sebarisan, tatkala partai mereka belum pecah kongsi dengan Jokowi. Bisa jadi setelah hubungan mereka berantakan, berantakan pula pandangan keduanya kepada Jokowi.
Seusai disandingkan dengan Umar, Jokowi dimirip-miripkan dengan Ali bin Abi Thalib, khalifah terakhir yang tentu juga dikenal bijaksana sebagai pemimpin. Adalah Koordinator Pandu Jokowi, Haryanto Subekti, yang mengomparasikannya. Menurut dia, Jokowi cerdik dalam mengelola negara dengan merangkul lawan dan piawai mengendalikan goncangan politik. Mirip Ali.
Itu pun belum seberapa. Yang termutakhir lebih wow lagi. Tak tanggung-tanggung, kata kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedy Nur Palakka, Pak Jokowi sebenarnya sudah memenuhi syarat sebagai nabi, tapi dia lebih menikmati menjadi manusia biasa. Begini penuturan lengkap di akun X pribadinya, beberapa hari lalu, untuk membalas komentar miring warganet yang menyindir kedekatan Jokowi dengan rakyat.
'Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuman sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat. Sementara di dunia lain masih ada saja yang tidak siap dengan realitas bahwa tugas kenegaraan beliau sudah selesai dengan paripurna', tulis Dedy.
Berlebihankah? Yang pasti Dedy kebanjiran kecaman. Kebablasankah? Yang jelas Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hukum dan HAM, KH Ikhsan Abdullah, menyebut pernyataan Ketua Biro Ideologi dan Kaderisasi DPW PSI Bali itu sebagai bentuk penistaan agama.
Aneh memang. Hanya Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa, yang memiliki kehendak dan pengetahuan untuk memilih nabi dan rasul-Nya. Hanya Dia yang tahu seseorang memenuhi syarat untuk menjadi nabi atau rasul. Bukan malaikat, bukan pula manusia, termasuk Dedy. Ayak-ayak wae.
Dedy telah meminta maaf. Pak Jokowi juga menegaskan bahwa nabi terakhir ialah Nabi Muhammad SAW. Dia mengingatkan siapa saja, termasuk anak buah anaknya, Kaesang Pangarep, di PSI itu untuk berpikir rasional. Rasionalitas memang menjadi pertaruhan ketika kecintaan, dukungan, dan loyalitas kepada seseorang berlebihan, hingga menjurus ke pengultusan.
Pengultusan bisa datang dari keterpesonaan, kekaguman, lalu lama-kelamaan mematikan nurani dan nalar. Seseorang bisa dikultuskan, tapi juga bisa sengaja mengultuskan diri. Apa pun itu, itu berbahaya karena pengultusan melahirkan sikap taklid buta tanpa ada kontrol logika, tanpa pertimbangan baik buruk, salah atau benar.
Pengultusan bisa terjadi di semua bidang. Di dunia klenik, urusan spiritual, pengultusan kepada seseorang bisa menjadi bumerang yang mengultuskan. Di dunia politik atau kenegaraan, pengultusan bahkan lebih membahayakan. Karl Popper, filsuf politik asal Austria, mengkritik keras kultus individu dan otoritarianisme yang dapat mengancam kebebasan dan keadilan. Dia menekankan pentingnya demokrasi yang terbuka dan kritis.
Bung Karno yang pernah dikritik karena kultus individu terhadap dirinya juga mengkritik pengultusan. Demikian halnya dengan Bung Hatta dan cendekiawan Nurcholish Madjid. Bagi mereka, kultus individu ialah ancaman bagi kebebasan dan dapat mengarah ke penyalahgunaan kekuasaan.
Mendukung pemimpin tak perlu berlebihan, apalagi sampai mengultuskan. Itu tidaklah baik, terlebih jika yang dikultuskan ialah sosok yang seolah-olah baik.* (mediaindonesia.com)
*)Dewan Redaksi Media Group
JAKARTA Ketua DPR RI, Puan Maharani, angkat bicara soal meninggalnya tujuh Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumatera Utara di Kamboja
NasionalMEDAN Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Sumatera Utara, Iskandar ST, melayangkan somasi terbuka kepada sejumlah institusi
Hukum dan KriminalJAKARTA Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Menperkim) Maruarar Sirait menginstruksikan seluruh kepala daerah untuk mempercepat se
NasionalJAKARTA Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan komitmennya untuk mengevaluasi dana milik pemerintah pusat dan daerah yang hing
EkonomiMEDAN Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Musa Rajekshah, memberikan apresiasi tinggi terhadap Presiden Prabowo Subianto yang turu
NasionalMEDAN Penanganan laporan dugaan penipuan yang dialami mantan anggota Polri berinisial DE oleh oknum anggota Subbid Wabprof Bid Propam Po
Hukum dan KriminalJAKARTA Bupati Simalungun, Dr. H. Anton Achmad Saragih, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Program Kerja Sama Bidang Pendidikan yang di
PendidikanJAKARTA Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra, memastikan bahw
Hukum dan KriminalSIMALUNGUN Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama kelompok kurang mamp
PemerintahanTERNATE Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan kembali komitmen pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang merata dan tidak
Nasional