BREAKING NEWS
Minggu, 27 Juli 2025

Ekonomi Islam sebagai Solusi Alternatif atas Kegagalan Sistem Kapitalisme dan Komunisme di Era Modern

Redaksi - Minggu, 27 Juli 2025 11:34 WIB
63 view
Ekonomi Islam sebagai Solusi Alternatif atas Kegagalan Sistem Kapitalisme dan Komunisme di Era Modern
Ustazd H. Asrul Fuadi LC. MA. (foto: T. Jamaluddin/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

5. Jaminan sosial sebagai pilar penguatan masyarakat.

Negara dalam sistem ekonomi Islam memiliki tanggung jawab terhadap kebutuhan dasar rakyatnya seperti pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan—bahkan tanpa syarat ekonomi.

Baca Juga:

Berbeda dengan paradigma pembangunan konvensional yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi kuantitatif seperti Produk Domestik Bruto (GDP), Islam memandang pembangunan secara holistik. Ukuran keberhasilan ekonomi tidak hanya dilihat dari jumlah kekayaan yang dihasilkan, tetapi juga dari seberapa jauh ekonomi mampu mengatasi kemiskinan, ketertinggalan, dan ketidakadilan.

Dalam ekonomi Islam, pertumbuhan ekonomi tidak hanya bersifat duniawi tetapi juga ukhrawi. Tujuannya bukan sekadar menumpuk kekayaan, melainkan mendekatkan diri kepada Allah melalui aktivitas produktif yang diridhai-Nya (amal shalih). Harta dipandang sebagai amanah yang di dalamnya terdapat hak orang lain (QS. Adz-Dzariyat: 19), sehingga kewajiban sosial menjadi bagian integral dari keberhasilan ekonomi.

Baca Juga:

Prinsip distribusi yang adil merupakan keniscayaan dalam sistem ini. Islam menolak akumulasi kekayaan di tangan segelintir orang dan menekankan distribusi kekayaan agar merata dan adil. Hal ini sejalan dengan firman Allah: "Agar harta itu tidak beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu" (QS. Al-Hasyr: 7).

Lebih jauh lagi, sumber daya alam dalam pandangan Islam bukan hanya aset ekonomi, tetapi amanah generasi. Pengelolaannya harus memperhatikan keberlanjutan dan kepentingan generasi yang akan datang. Sebagaimana perintah Allah agar manusia tidak meninggalkan generasi yang lemah (QS. An-Nisa: 9), maka pembangunan harus berorientasi jangka panjang.

Dalam konteks tersebut, pendidikan memainkan peran sentral. Hanya melalui pendidikan yang berkualitas dan bernilai spiritual-luhur, dapat tercipta insan-insan yang memiliki daya saing global sekaligus memiliki keadilan dalam mengelola sumber daya alam. Ekonomi Islam tidak hanya mendorong pertumbuhan, tetapi juga membangun keadaban—menjadikan manusia sebagai subjek aktif pembangunan yang adil, beretika, dan visioner.*

*) Penulis adalah Alumni Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Madinah

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru