SMK Lingga Kencana Sudah 2 Kali Pakai Jasa Travel Yang Sama Untuk Acara Sekolah

SUBANG -Kecelakaan tragis menimpa rombongan wisudawan kelas XII SMK Lingga Kencana Depok di Subang. Sebuah perjalanan yang seharusnya menjadi momen berkesan berubah menjadi tragedi yang mengguncang banyak pihak. Namun, di balik tragedi ini, muncul pertanyaan tentang keamanan dan pertanggungjawaban dalam pemilihan jasa travel yang dipercayakan oleh sekolah.

SMK Lingga Kencana Depok mengakui bahwa mereka sudah dua kali menggunakan jasa travel Will In Tour untuk kegiatan sekolah. Acara terakhir adalah perpisahan wisudawan kelas XII di Bandung yang berujung pada kecelakaan memilukan di Subang. Menurut Kepala Sekolah, Sarojih, pengalaman pertama menggunakan jasa Will In Tour berjalan lancar, yang membuat mereka mempercayakan kembali jasa tersebut untuk acara berikutnya.

Namun, pertanyaan muncul tentang seberapa jauh keamanan dan kelayakan jasa travel tersebut. Sarojih tidak merincikan jenis acara pertama yang menggunakan jasa Will In Travel, tetapi memastikan bahwa pihak sekolah sudah memberikan pesan kepada pihak travel untuk memberikan pelayanan terbaik, setidaknya sama seperti pada perjalanan pertama pada tahun sebelumnya.

Baca Juga:

• Rondahaim Saragih Garingging: Sang Penjaga Kedaulatan Adat yang Terhapus dari Panggung Nasional
• Warga Natal Dukung Polres Madina Tuntaskan Kasus Pembunuhan Siswa SMAN 1 Natal

Terkait biaya, Sarojih menyebut bahwa pihak sekolah meneken kontrak dengan Will In Travel sebesar Rp 800 ribu per kepala, termasuk transportasi dan akomodasi. Meskipun demikian, ada kebingungan terkait jumlah uang yang dibayarkan oleh setiap siswa, dengan Sarojih menyatakan bahwa per anak ditarik uang sebesar Rp 800 ribu.

Kontroversi seputar pemilihan jasa travel ini memunculkan pertanyaan tentang standar keamanan dan kelayakan dalam pemilihan penyedia jasa untuk kegiatan sekolah. Dalam situasi ini, penting bagi pihak berwenang untuk melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan bahwa kecelakaan serupa tidak terjadi di masa depan.

Baca Juga:

• Renovasi Sekolah Rakyat Tapsel Diduga Jadi Ajang Korupsi
• Alokasi Anggaran Sekolah Rakyat Rp7 Triliun Berisiko Disalahgunakan, JPPI Beri Peringatan

(N/014)

Rondahaim Saragih Garingging: Sang Penjaga Kedaulatan Adat yang Terhapus dari Panggung Nasional

Warga Natal Dukung Polres Madina Tuntaskan Kasus Pembunuhan Siswa SMAN 1 Natal

Renovasi Sekolah Rakyat Tapsel Diduga Jadi Ajang Korupsi

Alokasi Anggaran Sekolah Rakyat Rp7 Triliun Berisiko Disalahgunakan, JPPI Beri Peringatan

IDAI Dorong Pemerintah Perluas Program Cek Kesehatan Gratis untuk Anak Putus Sekolah

Pertamina Tegaskan Tidak Toleransi Penyelewengan BBM Subsidi di Rokan Hilir