BREAKING NEWS
Selasa, 21 Oktober 2025

Dua Legislator PDIP Menangis Saat Fadli Zon Bahas Pem3rkos4an 1998: "Tidak Peka!"

Adelia Syafitri - Rabu, 02 Juli 2025 14:48 WIB
Dua Legislator PDIP Menangis Saat Fadli Zon Bahas Pem3rkos4an 1998: "Tidak Peka!"
Dua Legislator PDIP Menangis Saat Fadli Zon Bahas Pem3rkos4an 1998. (foto: ist)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA— Suasana haru dan penuh emosi mewarnai rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada Rabu (2/7/2025), saat isu sensitif mengenai kekerasan seksual massal dalam kerusuhan Mei 1998 dibahas.

Dua anggota Fraksi PDI Perjuangan, My Esti Wijayati dan Mercy Chriesty Barends, tampak menangis ketika menanggapi pernyataan Fadli Zon yang dinilai menyangsikan diksi "massal" dalam peristiwa pemerkosaan tersebut.

Dalam penjelasannya, Fadli Zon menegaskan bahwa narasi sejarah yang ditulis ulang oleh pemerintah bertujuan membangun semangat positif, bukan mempertajam luka lama atau konflik antaretnis.

Namun, ia juga menyatakan bahwa penggunaan istilah "massal" perlu pembuktian karena mengandung arti adanya tindakan terstruktur dan sistematis.

"Soal diksi massal itu pendapat pribadi saya. Karena massal sangat identik dengan sistematis dan terstruktur," ujar Fadli dalam forum tersebut.

Ia menambahkan bahwa pernyataannya tidak bertujuan menegasikan kekerasan seksual yang terjadi, dan dirinya terbuka untuk diskusi sebagai seorang sejarawan.

Namun pernyataan itu memicu reaksi emosional dari My Esti Wijayati.

Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, ia mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap sikap Fadli Zon.

"Semakin Pak Fadli Zon ini bicara, rasanya kenapa semakin sakit ya? Soal pemerkosaan, mungkin sebaiknya nggak perlu di forum ini, Pak," ucap My Esti sambil menangis.

"Ini semakin menunjukkan Pak Fadli tidak punya kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi korban perkosaan."

Fadli merespons kembali bahwa dirinya tidak pernah menyangkal adanya kekerasan seksual dalam peristiwa 1998.

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru