BREAKING NEWS
Selasa, 05 Agustus 2025

Pengamat Soroti Serangan terhadap Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman: “Framing Tidak Berdasar, Bernuansa Politis”

Adelia Syafitri - Selasa, 05 Agustus 2025 21:04 WIB
57 view
Pengamat Soroti Serangan terhadap Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman: “Framing Tidak Berdasar, Bernuansa Politis”
Penasehat Khusus Presiden RI Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman. (foto: Ronald Harahap/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Serangan naratif dan tuduhan sepihak terhadap Penasehat Khusus Presiden RI Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, menuai sorotan dari berbagai kalangan.

Salah satunya datang dari analis politik dan pemerhati sosial, Nasky Putra Tandjung, yang menilai bahwa berbagai opini negatif yang tersebar di ruang publik merupakan bentuk framing tidak proporsional dan berpotensi bermuatan politis.

Menurut Nasky, opini-opini yang berkembang tidak hanya berangkat dari informasi yang belum terverifikasi, tetapi juga terkesan diarahkan untuk mendiskreditkan pribadi maupun peran strategis Jenderal Dudung dalam pemerintahan saat ini.

Baca Juga:

"Framing seperti ini merupakan bentuk pencampuran informasi yang tidak relevan demi membentuk persepsi publik sesuai kepentingan pihak tertentu. Ini berbahaya karena tidak berdasarkan bukti atau data yang sahih," ujar Nasky dalam keterangannya, Selasa (5/8/2025) di Jakarta.

Nasky yang juga Founder Nasky Milenial Center mengajak masyarakat untuk bersikap kritis dan tidak mudah terbawa oleh narasi yang menyesatkan.

Ia menegaskan pentingnya menjaga akal sehat dalam menyikapi dinamika politik, sembari tetap menghargai kritik konstruktif dalam semangat demokrasi.

"Narasi sesat dan framing jahat hanya akan menimbulkan kegaduhan dan salah kaprah di tengah masyarakat. Kita butuh suasana yang tenang dan fokus dalam membangun bangsa," lanjutnya.

Terkait isu program rumah prajurit TNI AD yang kembali mencuat, Nasky menjelaskan bahwa kebijakan tersebut bukanlah inisiatif Jenderal Dudung, melainkan program yang telah berjalan sejak masa kepemimpinan sebelumnya.

Justru, menurutnya, saat menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung melakukan penataan dan penyelesaian atas kebijakan tersebut agar lebih tepat sasaran dan berpihak kepada kesejahteraan prajurit.

"Beliau sangat konsisten memperjuangkan kesejahteraan prajurit. Salah satu buktinya adalah keberhasilan dalam pembangunan 1.020 unit Rumah Dinas Type K-45, 62 unit Type K-70, dan 9 unit Rusun pada tahun 2021," jelas Nasky.

Nasky juga mengingatkan bahwa dalam konteks politik global, strategi menyerang tokoh-tokoh kunci pemerintahan atau yang memiliki peran penting dalam struktur kekuasaan dikenal sebagai decapitation strategy.

Strategi ini, lanjutnya, acap kali digunakan untuk melemahkan fondasi kekuasaan secara tidak langsung.

Editor
: Abyadi Siregar
Tags
komentar
beritaTerbaru