BREAKING NEWS
Minggu, 06 Juli 2025

Indonesia Dorong Hilirisasi Industri Tambang untuk Wujudkan Ekonomi Berbasis Nilai Tambah

BITVonline.com - Rabu, 15 Januari 2025 13:16 WIB
87 view
Indonesia Dorong Hilirisasi Industri Tambang untuk Wujudkan Ekonomi Berbasis Nilai Tambah
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Jakarta – Indonesia terus berupaya mengoptimalkan potensi sumber daya alam melalui program hilirisasi industri tambang. Hingga 2024, program ini telah memberikan dampak signifikan dalam membangun ekonomi nasional berbasis nilai tambah dengan fokus pada komoditas tembaga, bauksit, dan pasir silika.

Jika direalisasikan sesuai rencana investasi, hilirisasi menjadi prasyarat penting bagi sektor industri pengolahan dalam mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Hilirisasi industri tambang dimulai dengan pembangunan smelter tembaga dan bauksit, serta pengembangan produk berbasis pasir silika.

Wakil Kepala Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah FEB UI, Nur Kholis, menjelaskan bahwa penggunaan produk hasil pengolahan smelter merupakan syarat penting untuk mendukung pengembangan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi di dalam negeri. Hal ini memungkinkan Indonesia tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah.

Baca Juga:

“Produk bernilai tambah seperti katoda tembaga, alumina, dan produk berbasis pasir silika seperti kaca dan keramik hingga panel surya dan semikonduktor mulai dihasilkan di dalam negeri. Ini memperkuat struktur industri nasional dan membuka peluang ekonomi baru,” ujar Nur Kholis dalam keterangan resminya, Rabu (15/1/2025).

Nur Kholis menekankan bahwa hilirisasi adalah jalan menuju kemandirian ekonomi. Investasi dalam produk bernilai tambah menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan memaksimalkan manfaat sumber daya alam bagi bangsa.

Baca Juga:

Dampak positif hilirisasi mulai dirasakan di daerah seperti Kabupaten Gresik (Jawa Timur), Kabupaten Mempawah (Kalimantan Barat), dan Kabupaten Batang (Jawa Tengah), di mana pembangunan smelter menjadi motor penggerak ekonomi lokal. Kebijakan ini meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pendapatan daerah, dan menciptakan ribuan lapangan kerja langsung maupun tidak langsung.

“Pendapatan daerah ini dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur publik yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tambah Nur Kholis. Namun, program hilirisasi menghadapi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, teknologi, tenaga kerja terampil, permintaan pasar yang fluktuatif, serta dampak negatif terhadap lingkungan.

Nur Kholis menilai bahwa pemerintah perlu mengambil langkah strategis, termasuk pengembangan sumber daya manusia, penelitian teknologi, penerapan teknologi ramah lingkungan, diversifikasi produk, dan penguatan kerja sama internasional. “Teknologi ramah lingkungan dan pengelolaan limbah yang efektif harus menjadi bagian terintegrasi dari pelaksanaan hilirisasi,” tegasnya.

(christie)

Tags
beritaTerkait
Tulis Pleidoi dengan Tangan, Tom Lembong Kesulitan Susun Pembelaan Tanpa Akses Laptop dan iPad
Ahmad Dhani Unggah Video 'Fitnah Maia Part 2', Klarifikasi Isu KDRT dan Bantah Tuduhan Mantan Istri
KPK Bantah Isu Penangkapan Kapolres dalam OTT Sumut, Lima Orang Resmi Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp231 Miliar
Sandy Sandoro Ungkap Rahasia Jaga Kesehatan: Sudah 15 Tahun Kurangi Nasi dan Hindari Gorengan
IMO-Indonesia Apresiasi Pengangkatan Anang Supriatna Sebagai Kapuspenkum Kejagung RI
Kodim 1617/Jembrana Gelar Apel Siaga Jelang Kunjungan Kerja Wapres RI
komentar
beritaTerbaru