BREAKING NEWS
Jumat, 08 Agustus 2025

Hadapi Ancaman Siber Berbasis AI, Perusahaan Diminta Bangun Budaya Keamanan

Paul Antonio Hutapea - Jumat, 08 Agustus 2025 09:19 WIB
Hadapi Ancaman Siber Berbasis AI, Perusahaan Diminta Bangun Budaya Keamanan
ilustrasi AI (foto : sibermate)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Di tengah meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan (AI) di berbagai lini bisnis, perusahaan diminta untuk tidak lengah terhadap potensi ancaman siber yang kian canggih dan berkembang pesat.

Country Director Fortinet Indonesia, Edwin Lim, menegaskan bahwa keamanan siber saat ini sudah bukan lagi menjadi tanggung jawab eksklusif tim IT.

Sebaliknya, ini merupakan tanggung jawab kolektif yang harus dijalankan oleh setiap elemen dalam perusahaan.

Baca Juga:

"Keamanan siber kini bukan lagi urusan divisi IT semata. Ini menyangkut semua orang, dari level individu hingga korporasi," kata Edwin dalam keterangannya, Rabu (7/8/2025).

Ancaman Datang dari Perangkat Pribadi

Baca Juga:

Edwin mengungkapkan, penggunaan perangkat pribadi seperti smartphone, smartwatch, dan tablet yang terhubung ke jaringan internal perusahaan membuka celah baru bagi para pelaku kejahatan siber. Dengan semakin luasnya permukaan serangan, upaya perlindungan menjadi semakin kompleks.

"Setiap perangkat yang terhubung ke jaringan adalah potensi pintu masuk serangan. Risiko ini meningkat seiring fleksibilitas kerja dan penggunaan BYOD (Bring Your Own Device)," tambahnya.

AI Memicu Evolusi Ancaman Siber

Kecepatan dan kecanggihan serangan kini meningkat karena pemanfaatan AI oleh pelaku kejahatan siber. Dalam hal ini, Fortinet menyarankan perusahaan untuk melakukan pelatihan keamanan siber secara menyeluruh dan rutin kepada seluruh karyawan.

"Percuma punya alat keamanan canggih kalau tidak ada yang bisa mengoperasikannya," tegas Edwin.

Fortinet Tawarkan Solusi Edukasi dan Teknologi

Sebagai bagian dari komitmennya, Fortinet menawarkan layanan penilaian risiko siber dan pembuatan cetak biru keamanan secara gratis. Selain itu, perusahaan juga mengintegrasikan teknologi AI dalam solusi keamanannya—termasuk deteksi berlapis, pemantauan anomali, hingga analisis aktivitas mencurigakan di dark web.

Membangun Budaya Keamanan Siber

Edwin menekankan bahwa perlindungan maksimal terhadap aset digital hanya bisa dicapai jika perusahaan membangun budaya keamanan (security culture) yang kuat. Tiga elemen kunci yang harus berjalan beriringan adalah:

People (Sumber Daya Manusia)

Process (Prosedur dan SOP)

Technology (Alat & sistem keamanan)

"Dengan membangun budaya keamanan, perusahaan tidak hanya reaktif saat terjadi serangan, tapi juga proaktif mencegahnya sejak awal," tutup Edwin.*

(ms/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
Pencipta ChatGPT Buka-bukaan Soal Bahaya Teknologi AI, Ini Katanya!
Rencana Transfer Data ke AS Tuai Kritik: Kedaulatan Digital Indonesia Dipertaruhkan
BSSN Ingatkan Ancaman Serius Pencurian Data Pribadi di Dunia Maya
Diduga Bocor, 700 Ribu Data Pribadi Terkait CPNS Kemenhan Disebarluaskan oleh Peretas "DigitalGhost"
Website Diskominfo Jawa Timur Diretas, Muncul Artikel "Copot Jabatan dan Penjarakan Khofifah"
Perusahaan Rugi Miliaran Akibat Peretasan, Polda Metro: Ganti Password Setiap 6 Bulan!
komentar
beritaTerbaru