BREAKING NEWS
Jumat, 08 Agustus 2025

Paham Intoleransi dan Radikalisme Menyusup ke Dunia Maya: Ancaman Terorisme di Balik Layar

BITVonline.com - Minggu, 30 Juni 2024 07:43 WIB
62 view
Paham Intoleransi dan Radikalisme Menyusup ke Dunia Maya: Ancaman Terorisme di Balik Layar
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

jakarta -Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Dahniel, mengungkapkan bahwa penyebaran paham intoleransi, kekerasan, dan radikalisme kini merambah luas ke dunia maya. Fenomena ini, jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, dapat berpotensi mengarah pada tindakan terorisme yang meresahkan masyarakat.

Dalam rapat kerja bersama Komisi III DPR, Rycko menjelaskan tiga strategi utama BNPT dalam pencegahan dan pemberantasan terorisme di ranah digital. Strategi tersebut meliputi pre-emptive strike, preventive strike, dan restorative strike. Pre-emptive strike dilakukan melalui patroli siber, take down konten berbahaya, dan kontra narasi untuk mencegah akses masyarakat terhadap konten yang berpotensi merusak. Sementara itu, preventive strike melibatkan sosialisasi intensif kepada kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan remaja, guna mencegah pengaruh negatif paham ekstremisme. Adapun restorative strike fokus pada penegakan hukum dan deradikalisasi bagi individu yang terlanjur terpengaruh.

Dr. Darmansjah Djumala, anggota Kelompok Ahli BNPT bidang kerjasama internasional, menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam implementasi rencana aksi nasional pencegahan ekstremisme. Menurutnya, terorisme bukan sekadar masalah keamanan, melainkan akumulasi perilaku menyimpang yang mempengaruhi kehidupan beradab. Djumala juga mengingatkan bahwa menghargai perbedaan dan keberagaman adalah kunci dalam mewujudkan persatuan dalam negara yang majemuk.

Baca Juga:

Lebih lanjut, Djumala menekankan bahwa upaya penanggulangan terorisme dan propaganda intoleransi di dunia maya bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan seluruh masyarakat. Partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat diperlukan untuk melakukan counter-narasi terhadap konten-konten yang mengandung intoleransi dan radikalisme. Hal ini dapat dilakukan melalui pendekatan sederhana seperti memberikan penjelasan berdasarkan fakta dan pengetahuan dalam platform-platform digital seperti grup WhatsApp dan media sosial lainnya.

Di tengah semangat Pancasila yang menjadi landasan ideologi bangsa, Djumala menegaskan pentingnya nilai-nilai seperti menghargai perbedaan, toleransi, dan moderasi beragama sebagai panduan etika dan moral untuk memastikan keutuhan dan persatuan Indonesia.

Baca Juga:

Dengan demikian, penanggulangan paham intoleransi dan radikalisme di dunia maya tidak hanya menjadi tugas institusi negara, namun juga sebuah panggilan bagi seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dalam menjaga kedamaian dan keamanan bersama.

(n/014)

Tags
komentar
beritaTerbaru