BREAKING NEWS
Jumat, 04 Juli 2025

Padusan: Tradisi Masyarakat Jawa Menyambut Ramadan dengan Penyucian Diri

Justin Nova - Jumat, 28 Februari 2025 17:12 WIB
81 view
Padusan: Tradisi Masyarakat Jawa Menyambut Ramadan dengan Penyucian Diri
ilustrasi budaya jawa (padusan).
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

bitvonline.com- Menyambut bulan suci Ramadan, masyarakat Jawa memiliki tradisi unik yang telah dilestarikan turun-temurun.

Tradisi ini disebut sebagai padusan, sebuah kegiatan mandi yang memiliki makna mendalam sebagai simbol penyucian diri baik secara lahir maupun batin.

Padusan berasal dari kata adus, yang dalam bahasa Jawa berarti mandi.

Baca Juga:

Namun, berbeda dengan mandi sehari-hari, padusan dilakukan dengan niat khusus, yaitu untuk menyambut datangnya bulan Ramadan.

Secara tradisional, padusan dilakukan dengan berendam di sumur atau mata air alami, dengan tujuan untuk menyucikan diri, baik secara fisik maupun spiritual, sebelum menjalani ibadah puasa.

Baca Juga:

Lebih dari sekadar mandi, padusan memiliki makna simbolis.

Menurut Indonesia.go.id, tradisi ini juga dianggap sebagai cara untuk merenung dan berinstrospeksi atas kesalahan-kesalahan di masa lalu.

Maka tidak heran, kebanyakan orang yang melaksanakan padusan melakukannya secara sendirian di tempat yang sunyi dan tenang, agar dapat lebih fokus pada proses pembersihan diri secara lahiriah dan batiniah.

Padusan ini masih hidup dan dipraktikkan oleh masyarakat di beberapa daerah, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Beberapa lokasi terkenal yang menjadi tempat padusan adalah Umbul Pajangan di Sleman, Sendang Klangkapan di Sleman, dan Umbul Petilasan Joko Tingkir di Semarang.

Di tempat-tempat tersebut, masyarakat dapat berendam dan mandi bersama dengan sesama, melaksanakan tradisi ini dengan semangat kebersamaan.

Meski tradisi padusan telah ada sejak zaman dahulu, kini kebiasaan ini pun mengalami penyesuaian seiring perkembangan zaman. Jika dulu padusan biasanya dilakukan seorang diri di tempat sunyi, kini banyak orang yang melaksanakannya secara beramai-ramai, baik di mata air alami atau bahkan kolam renang.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Meriahkan 1 Muharam, Warga Gelar Doa Bersama dan Pagelaran Kuda Lumping di Langkat
Menteri Fadli Zon: Kirab Malam 1 Suro Jadi Magnet Kebudayaan Penuh Makna
"Masuk Angin" Bukan Penyakit, Tapi Fenomena Budaya? Ini Penjelasan Guru Besar UGM
Kesenian Kuda Lumping di Sumatra: Merangkul Anak Muda dan Melestarikan Budaya Jawa
Harga Kelapa Parut Melonjak Hingga Rp 25 Ribu, Mendag: Karena Diekspor
Harga Daging Ayam Tetap Stabil di H-2 Lebaran, Pedagang Pastikan Stok Aman
komentar
beritaTerbaru