BREAKING NEWS
Jumat, 04 Juli 2025

Pemerintah Targetkan Biaya Logistik Turun Jadi 8 Persen dari PDB dalam Lima Tahun

Abyadi Siregar - Rabu, 02 Juli 2025 15:00 WIB
93 view
Pemerintah Targetkan Biaya Logistik Turun Jadi 8 Persen dari PDB dalam Lima Tahun
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (foto: at)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Pemerintah Indonesia menargetkan penurunan signifikan biaya logistik nasional dari 14,5 persen menjadi hanya 8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam lima tahun mendatang.

Langkah ini diyakini mampu memperkuat daya saing ekonomi nasional dan mendorong pertumbuhan yang lebih berkelanjutan.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga:

Menurutnya, biaya logistik yang tinggi masih menjadi tantangan utama efisiensi distribusi barang dan jasa di dalam negeri.

"Biaya logistik kita saat ini sekitar 14,5 persen dari PDB, dan ini akan kita tekan secara bertahap menjadi 12,5 persen, lalu ke 8 persen. Itu target dalam lima tahun ke depan," ujar Airlangga.

Baca Juga:

Ia menegaskan, dengan menurunnya biaya logistik, Indonesia dapat meningkatkan kinerja neraca perdagangan serta menjaga kestabilan inflasi nasional.

Saat ini, inflasi nasional berada dalam kisaran 2,5 ±1 persen, sementara neraca perdagangan mencatat surplus selama 61 bulan berturut-turut hingga Mei 2025.

Namun, Airlangga mengakui adanya penurunan Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia ke level 47,4 akibat dampak perang dagang global.

Meski begitu, ia tetap optimistis dengan fundamental ekonomi Indonesia.

Sebagai bentuk komitmen konkret, pemerintah tengah menyusun Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Logistik Nasional.

Tiga poin utama dalam Perpres ini meliputi:

- Penguatan infrastruktur konektivitas layanan backbone dan sarana pendukung logistik.

- Penguatan integrasi dan digitalisasi sistem logistik nasional.

- Peningkatan daya saing SDM dan penguatan penyedia jasa logistik.

"Perpres ini nantinya akan menjadi acuan nasional untuk menyelaraskan kebijakan lintas sektor dan mendorong efisiensi rantai pasok," tambah Airlangga.

Dibandingkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang yang memiliki biaya logistik sekitar 8–9 persen dari PDB, Indonesia masih tergolong tinggi.

Hal ini disebabkan oleh sejumlah kendala, antara lain infrastruktur transportasi yang belum merata, distribusi yang belum terintegrasi, serta ketergantungan tinggi pada moda darat.

Tingginya biaya logistik juga menjadi faktor utama mahalnya harga barang di daerah-daerah terpencil, terutama di kawasan timur Indonesia.

Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, jalan tol, dan digitalisasi sektor transportasi terus digenjot untuk menjawab persoalan ini.

Pemerintah berharap, dengan implementasi strategi penguatan logistik nasional, Indonesia akan memiliki sistem logistik yang efisien, terintegrasi, dan berdaya saing global dalam waktu dekat.*

(tb/a008)

Editor
: Justin Nova
Tags
beritaTerkait
Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 17 Juta per Juli 2025, BEI: Optimisme dan Teknologi Jadi Kunci
Penjualan Ritel Mei 2025 Tumbuh 2,6 Persen, BI Soroti Dampak Libur Nasional
Sekjen Golkar Soal Isu Reshuffle Airlangga: Saya Nggak Pernah Dibisiki Presiden
Airlangga Ungkap Permintaan Hyundai Soal Insentif Nikel dari Indonesia
Rupiah Naik ke Rp16.800/US$, Jumat 25 April 2025
Airlangga & Sri Mulyani 'Ketuk Pintu' AS, Ini Hasilnya!
komentar
beritaTerbaru