MEDAN — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada perdagangan Rabu (22/10/2025), di tengah tekanan eksternal berupa penutupan pemerintahan AS yang berkepanjangan dan meningkatnya ketegangan geopolitik global.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.02 WIB, rupiah dibuka melemah 15 poin atau 0,09% ke posisi Rp16.587 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS juga tercatat turun tipis sebesar 0,02% ke level 98,91.
Di sisi lain, mayoritas mata uang Asia justru menunjukkan penguatan terhadap dolar AS.
Yen Jepang terapresiasi 0,12%, won Korea naik 0,06%, baht Thailand menguat 0,12%, dan rupee India tercatat naik 0,05%.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa pelemahan rupiah dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap krisis fiskal di Amerika Serikat.
Hingga hari ini, penutupan pemerintah federal AS telah memasuki hari ke-21, menjadikannya sebagai salah satu shutdown terpanjang dalam sejarah modern Negeri Paman Sam.
"Penutupan pemerintah telah memasuki hari ke-21 tanpa tanda-tanda akan berakhir, setelah para senator gagal untuk ke-11 kalinya menyelesaikan kebuntuan dalam pemungutan suara," kata Ibrahim.
Kondisi ini menambah ketidakpastian di pasar keuangan global yang sudah dibayangi ketegangan geopolitik.
Konflik antara Israel dan Hamas yang kembali memanas turut menambah kekhawatiran pelaku pasar.
Israel kembali melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sebagai respons atas dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas, memicu kekhawatiran atas keberlangsungan proses perdamaian di kawasan tersebut.
Ketidakpastian geopolitik ini turut menekan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.