JAKARTA— Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada mengungkapkan bahwa dirinya pernah menerima penawaran judi online (judol) langsung ke ponsel pribadinya. Pengakuan ini disampaikan dalam jumpa pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (7/5), sebagai bentuk peringatan bahwa praktik judi online telah menyasar semua lapisan masyarakat tanpa pandang bulu.
"Jangankan masyarakat, kadang-kadang di hand phone saya saja masuk orang menawarkan judi slot," kata Wahyu di hadapan awak media.
Ia mengaku langsung melaporkan informasi tersebut ke Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri. Menariknya, pihak pengirim tidak menyadari bahwa nomor yang mereka sasar adalah milik seorang perwira tinggi kepolisian.
"Saya kirim saja ke Direktorat Siber. Mereka enggak tahu saya Kabareskrim. Artinya mereka menyasar siapa saja. Ini kan acak. Siapa saja bisa ditawari," jelasnya.
Judol Libatkan Semua Kalangan, Termasuk Pelajar dan Aparat
Komjen Wahyu menegaskan bahwa judi online saat ini telah menjangkiti berbagai kalangan, mulai dari pelajar, masyarakat umum, hingga aparat. Ia menyebut banyak pemain dari kalangan muda yang melakukan transaksi dengan nilai kecil, namun bersifat rutin.
"Cukup banyak usia muda yang terlibat. Nominalnya kecil, tapi dilakukan terus menerus," ujarnya.
Lebih lanjut, Wahyu memperingatkan bahwa keterlibatan dalam judi online bisa memicu berbagai persoalan serius seperti kehancuran rumah tangga, beban utang, hingga tindak kriminal.
"Bahkan ada kasus pembunuhan, kasus pencurian, dan lain sebagainya. Rata-rata karena terlibat dengan judol," tambah Wahyu.