BITVONLINE.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dalam sektor perbankan digital sepanjang tahun 2024.
Dalam sambutannya di Acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025 yang digelar di Jakarta pada Selasa (11/2/2025), Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa inovasi digital semakin memperkuat sektor jasa keuangan dalam mendukung inklusi dan stabilitas ekonomi Indonesia.
"Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 tercatat sebesar 5,03 persen, didukung oleh kinerja positif sektor jasa keuangan, permodalan yang solid, likuiditas yang mencukupi, serta profil risiko yang dikelola dengan baik," kata Mahendra dalam pernyataannya.
OJK juga mencatatkan perkembangan pesat dalam layanan perbankan digital, terutama pada skema Buy Now, Pay Later (BNPL).
Pembiayaan BNPL yang dilakukan oleh perbankan tercatat sebesar Rp 22,12 triliun, tumbuh 43,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, perusahaan pembiayaan mencatatkan pembiayaan BNPL sebesar Rp 6,82 triliun atau meningkat 37,6 persen.
Selain BNPL, sektor pinjaman fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending juga menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Outstanding pembiayaan P2P lending mencapai Rp 77,02 triliun, meningkat 29,14 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
OJK optimis tren digitalisasi perbankan akan terus berlanjut pada tahun 2025. OJK memproyeksikan aset perbankan akan tumbuh antara 9 hingga 11 persen, didorong oleh ekspansi layanan digital dan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 6 hingga 8 persen.
Sebagai bagian dari upaya penguatan sektor jasa keuangan digital, OJK juga meluncurkan dua inisiatif penting: Indonesia Anti-Scam Center (IASC) dan Sistem Informasi Pelaku di Sektor Jasa Keuangan (SIPELAKU).