BREAKING NEWS
Rabu, 18 Juni 2025

Ramadan dan Pendidikan Kesadaran akan Ketidakadilan

Redaksi - Senin, 24 Maret 2025 09:15 WIB
160 view
Ramadan dan Pendidikan Kesadaran akan Ketidakadilan
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Mata pelajaran seperti Sejarah, Sosiologi, PPKn, dan Pendidikan Agama Islam juga dapat digunakan sebagai media untuk mendiskusikan perjuangan tokoh-tokoh yang membela keadilan, baik di Indonesia maupun di dunia, seperti Ki Hadjar Dewantara, Kartini, Nelson Mandela, dan Mahatma Gandhi. Dengan memahami perjuangan mereka, siswa akan lebih terdorong untuk memperjuangkan keadilan di lingkungan mereka sendiri.

Malam Lailatulqadar pun bisa dimanfaatkan sebagai refleksi terhadap ketidakadilan sosial. Siswa dapat diajak untuk merenungkan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil, baik melalui tindakan kecil seperti berbagi makanan dan sedekah maupun keterlibatan dalam gerakan sosial yang lebih besar.

Baca Juga:

Penting juga bagi sekolah untuk melibatkan orangtua dalam pendidikan kesadaran akan ketidakadilan. Orangtua dapat berperan dengan mengajak anak-anak berdiskusi tentang isu sosial yang ada di lingkungan sekitar, menjadi teladan dalam bersikap adil, serta memastikan bahwa nilai-nilai kesetaraan diterapkan dalam keluarga.

Namun, tantangan utama dalam menerapkan pendidikan ini ialah kurangnya sumber daya dan pemahaman yang cukup dari pendidik. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait melalui pelatihan serta program pertukaran guru (teacher exchange). Program ini dapat menjadi solusi agar sekolah yang telah berhasil menerapkan pendidikan kesadaran akan ketidakadilan dapat berbagi pengalaman dengan sekolah lain, sehingga pendidikan yang lebih adil dan merata dapat terwujud.

Baca Juga:

Ketika pendidikan mampu membangun kesadaran akan ketidakadilan, kita bukan hanya menciptakan generasi yang berilmu, melainkan juga generasi yang memiliki keberpihakan terhadap kemanusiaan. Ramadan tidak hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menumbuhkan kepedulian dan keberanian untuk memperjuangkan keadilan di sekitar kita.

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai Ramadan dalam pendidikan, kita dapat mencetak individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kesadaran moral dan sosial yang tinggi. Dengan demikian, Ramadan dapat menjadi momentum bagi sekolah, keluarga, dan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih adil dan berkeadilan. (mediaindonesia.com)

*)Wakil Direktur Kerja Sama Antarlembaga Yayasan Sukma.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Kapolres Sibolga dan Bhayangkari Salurkan Bantuan kepada Korban Kebakaran dan Personel Sakit
Bolehkah Puasa Tarwiyah dan Arafah Dijadikan Pengganti Puasa Ramadhan? Ini Penjelasan dan Dalilnya
Jangan Lewatkan! Puasa Arafah, Ibadah Sunnah yang Menghapus Dosa Dua Tahun Sekaligus
Jelang Iduladha, Yuk Amalkan Puasa Tarwiyah! Ini Keutamaan dan Niatnya
Survei IPO: 81 Persen Masyarakat Puas terhadap Kinerja Presiden Prabowo
Warga Pemegang KIS Meninggal Dunia Usai Diduga Ditolak IGD RSUD Rasyidin Padang
komentar
beritaTerbaru