MATARAM -Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Yarman, akhirnya angkat bicara terkait viralnya penilaian bintang satu di Google Maps terhadap Gunung Rinjani, usai insiden jatuhnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins (27), di jalur menuju puncak beberapa waktu lalu.
Yarman menegaskan bahwa rating rendah yang diberikan netizen Brasil tersebut tidak berdampak signifikan terhadap kuota atau minat pendakian ke Gunung Rinjani. Bahkan, tren kunjungan pendaki justru meningkat.
"Saya tidak melihat ada dampaknya. Justru terjadi peningkatan minat pendaki. Kuota pendakian pun penuh," ujarnya saat ditemui di Kantor Gubernur NTB, Senin (30/6/2025).
Pemberian rating rendah itu diduga sebagai bentuk kekecewaan netizen Brasil terhadap insiden meninggalnya Juliana yang terjatuh di jurang sedalam 600 meter di jalur Cemara Nunggal, Gunung Rinjani, Sabtu (21/6/2025).
Menurut Yarman, tim SAR gabungan Indonesia telah berusaha maksimal dalam proses evakuasi meski dihadapkan pada medan yang ekstrem dan cuaca yang tak menentu.
"Evakuasi terkendala medan curam dan cuaca. Tapi semua prosedur sudah dijalankan. Keluarga korban pun sudah menerima," ungkap Yarman.
Proses Evakuasi yang Penuh Tantangan
Tim SAR berhasil mendeteksi posisi Juliana menggunakan drone thermal di kedalaman 500 meter. Setelah lima hari pencarian intensif, jenazah berhasil dievakuasi pada Rabu (25/6/2025) pukul 13.51 WITA dan dibawa ke RS Bhayangkara Polda NTB, sebelum diterbangkan ke Brasil melalui Bali.
Selama proses evakuasi, jalur pendakian Plawangan–Puncak Rinjani sempat ditutup sementara demi keselamatan pendaki dan tim SAR. Jalur kembali dibuka pada Sabtu (28/6/2025).
Evaluasi dan Audit Operator Wisata
Tragedi ini turut memicu Kementerian Pariwisata untuk meminta audit menyeluruh terhadap seluruh operator wisata dan pemandu ekstrem di Indonesia.