BREAKING NEWS
Senin, 07 Juli 2025

Minuman Manis vs. Nasi Putih: Mana yang Lebih Berisiko Menyebabkan Diabetes Tipe 2?

BITVonline.com - Rabu, 28 Agustus 2024 10:12 WIB
92 view
Minuman Manis vs. Nasi Putih: Mana yang Lebih Berisiko Menyebabkan Diabetes Tipe 2?
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM -Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memperingatkan bahwa konsumsi minuman manis seperti soda dan teh kemasan memiliki risiko lebih tinggi dalam menyebabkan diabetes tipe 2 dan obesitas dibandingkan dengan konsumsi nasi putih. Ketua Sementara YLKI, Indah Sukmaningsih, menjelaskan bahwa efek negatif dari minuman manis pada kesehatan dapat berdampak langsung pada resistensi insulin, yang berpotensi menyebabkan gangguan metabolisme serius.

Menurut Indah Sukmaningsih, minuman manis mengandung tambahan gula dalam jumlah tinggi yang dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah tanpa memberikan manfaat gizi yang signifikan. “Minuman manis tidak hanya menambah kadar gula darah tetapi juga berkontribusi pada risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis secara teratur sangat terkait dengan peningkatan risiko obesitas dan diabetes tipe 2,” ungkap Indah dalam keterangan tertulis YLKI.

Sementara itu, nasi putih, meskipun memiliki indeks glikemik tinggi, tidak mengandung tambahan gula dan tetap merupakan sumber karbohidrat yang penting bagi tubuh. Nasi putih memberikan energi yang dibutuhkan oleh tubuh, terutama jika dikonsumsi dalam porsi yang wajar. “Meskipun nasi putih dapat mempengaruhi kadar gula darah, risiko dari konsumsi nasi putih tidak sebesar risiko dari konsumsi minuman manis. Pilihan yang lebih sehat adalah dengan mengurangi konsumsi keduanya dan menggantinya dengan alternatif yang lebih baik, seperti nasi merah atau quinoa, serta mengonsumsi air putih atau teh tanpa gula,” tambahnya.

Baca Juga:

YLKI mendukung kebijakan yang dapat mengurangi konsumsi gula secara keseluruhan dan mengatasi masalah kesehatan masyarakat yang terkait dengan diabetes dan obesitas. Salah satu solusi yang dianggap efektif adalah pemberlakuan cukai pada minuman manis kemasan (PSB), yang diharapkan dapat mengubah perilaku konsumsi gula di masyarakat. “Cukai MBDK merupakan bagian integral dari upaya ini yang diharapkan dapat membantu masyarakat Indonesia mengurangi konsumsi gula berlebihan dan mencegah peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di masa depan,” kata Indah.

Pernyataan YLKI juga menanggapi peta jalan yang diusulkan oleh Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi). Gapmmi mengusulkan pengendalian gula, garam, dan lemak (GGL) sebagai alternatif pengenaan cukai MBDK. Namun, YLKI menilai bahwa pengendalian GGL merupakan solusi jangka panjang yang memerlukan kebijakan fiskal yang konsisten untuk menghasilkan perubahan perilaku konsumsi yang efektif.

Baca Juga:

Indah Sukmaningsih menekankan bahwa meskipun kontribusi minuman manis terhadap total konsumsi gula nasional hanya sebesar 4 persen, hal ini tidak mengurangi urgensi untuk mengendalikan produk tersebut. “Argumentasi bahwa kontribusi minuman manis hanya 4 persen tidak menyurutkan urgensi pengendalian produk tersebut. Pemberlakuan cukai akan secara langsung mendorong produsen untuk mengatur kadar gula pada produk mereka,” jelasnya.

YLKI menyerukan agar pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya mempertimbangkan kebijakan fiskal seperti cukai untuk memoderasi konsumsi gula di masyarakat dan meningkatkan kesehatan umum. Pendekatan komprehensif yang mencakup kebijakan fiskal, peraturan yang ketat, dan kampanye pendidikan kesehatan diperlukan untuk mengatasi masalah obesitas dan diabetes tipe 2 yang semakin meningkat di Indonesia.

Dengan langkah-langkah ini, YLKI berharap masyarakat Indonesia dapat membuat pilihan yang lebih sehat dan mengurangi risiko penyakit yang berkaitan dengan konsumsi gula yang berlebihan.

(N/014)

Tags
beritaTerkait
DPR Soroti Aksi Flexing Uang Rampasan oleh Kejagung, Diminta Jaga Marwah Institusi
Saham Tesla Anjlok Usai Elon Musk Umumkan Pembentukan Partai Politik Baru “America Party”
Rutan Kelas I Medan Gelar Tes Urine Usai Rapat Dinas, Seluruh Hasil Negatif
Tolak Perambahan Liar! Mahasiswa Unilak Gaungkan Aksi Peduli Tesso Nilo di Car Free Day Pekanbaru
BI dan BRICS Sepakat Perkuat Kerja Sama Internasional Hadapi Ancaman Tarif Tambahan Trump
Roy Suryo Ogah Jawab Pertanyaan Polisi Soal Ijazah Palsu Jokowi: ‘Enggak Ada Hubungannya!’
komentar
beritaTerbaru