"Rorotan hanya memiliki kapasitas 2.500 ton, sedangkan sampah yang harus dikelola mencapai 7.500 ton. Ini mengharuskan kita untuk membangun lebih banyak pusat pengolahan sampah," ujar Rano. Selain itu, RDF yang dihasilkan nantinya akan didistribusikan ke berbagai industri, seperti pabrik semen, sebagai bahan bakar alternatif.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa alat pengolahan di Rorotan diperkirakan dapat mengelola 2.500 ton sampah per hari. Jumlah tersebut setara dengan sepertiga dari sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang setiap harinya.