BREAKING NEWS
Sabtu, 05 Juli 2025

Kesenian Kuda Lumping di Sumatra: Merangkul Anak Muda dan Melestarikan Budaya Jawa

Adelia Syafitri - Jumat, 09 Mei 2025 08:46 WIB
227 view
Kesenian Kuda Lumping di Sumatra: Merangkul Anak Muda dan Melestarikan Budaya Jawa
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

BITVONLINE.COM -Falsafah Jawa "Urip iku urup" atau "Hidup itu harus nyala" menggambarkan semangat yang tak pernah padam dalam menjaga keberadaan budaya Jawa di tanah Sumatra.

Salah satu bentuk pelestarian budaya yang terus hidup di tengah masyarakat adalah kesenian kuda lumping, yang mampu merangkul berbagai kalangan, terutama anak muda.

Baca Juga:

Kehadiran kesenian kuda lumping di Sumatra tak lepas dari transmigrasi masyarakat Jawa ke tanah Sumatra pada tahun 1905.

Sejak saat itu, kegiatan tradisional seperti hajatan pernikahan, syukuran, dan khitanan menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat Jawa yang dibawa ke wilayah tersebut.

Baca Juga:

"Orang-orang Jawa mengenalkan budayanya lewat kuda lumping, waktu itu ada di Pringsewu," ujar Sutarto, pimpinan paguyuban Suko Cipto Manunggal.

Keunikan pertunjukan kuda lumping yang menggabungkan unsur mistik, tarian, dan musik menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat setempat.

Rasa penasaran masyarakat mulai muncul ketika mereka menyaksikan keajaiban dalam setiap pertunjukan kuda lumping, yang kemudian berlanjut dengan keinginan untuk berpartisipasi.

"Karena ada unsur magic dan tarian-tarian yang belum pernah dilihat, orang-orang sekitar menjadi penasaran dan tertarik untuk menghadiri," ungkap Sutarto.

Pentingnya Kesenian Kuda Lumping bagi Generasi Muda

Saat ini, kesenian kuda lumping di Sumatra telah berkembang pesat dengan berdirinya ratusan cabang paguyuban di berbagai daerah.

Tokoh-tokoh seperti Kabareskrim Agus, Dr. Nurdiono, S.E. Akt., M.M (anggota DPD Provinsi Lampung), dan Drs. H. Herman Hasanusi, M.M (majelis pembina organisasi) berperan aktif dalam mendukung perkembangan kesenian ini melalui Paguyuban Puja Kesuma.

Kesenian kuda lumping menjadi solusi positif bagi generasi muda yang cenderung mencari kegiatan yang menyimpang.

Sutarto menjelaskan, kegiatan ini tak hanya memperkenalkan budaya Jawa, tetapi juga menjadi wadah untuk membentuk karakter anak muda.

"Dulu ada seorang remaja berinisial L, dia kecanduan miras sampai tidak bisa berhenti, tapi setelah ia berbaur dengan kami, ya kebiasaannya berubah karena dibimbing," ujar Sutarto, yang percaya bahwa kesenian ini dapat memberikan dampak positif dalam membentuk kepribadian dan kedisiplinan.

Sutarto juga menekankan pentingnya dukungan orang tua bagi anak muda untuk terlibat dalam kegiatan budaya.

Selain memberikan kesempatan untuk belajar musik, tari, dan penggunaan alat tradisional, kesenian kuda lumping juga membentuk persaudaraan di masyarakat.

"Melalui kesenian ini, anak muda dapat menyalurkan sebagian waktu untuk belajar mengenai penggunaan alat-alat, musik, dan tarian tradisional. Kegiatan ini juga membentuk tali persaudaraan dan menambah keanekaragaman budaya di Lampung," kata Sutarto.

Dengan adanya kesenian kuda lumping yang terus berkembang, diharapkan semangat pelestarian budaya Jawa dapat terus hidup, merangkul lebih banyak generasi muda, serta menguatkan kebersamaan dalam keberagaman.*

(ks/a008)

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Meriahkan 1 Muharam, Warga Gelar Doa Bersama dan Pagelaran Kuda Lumping di Langkat
Raffi Ahmad Beri Motivasi untuk PNS Baru Kementerian P2MI: PMI Adalah Pahlawan Devisa
Menteri Fadli Zon: Kirab Malam 1 Suro Jadi Magnet Kebudayaan Penuh Makna
Sumut Peringkat Pertama Penyalahgunaan Narkoba, Disdik Sumut Peringatkan Ancaman Lost Generation
Bupati Nias Utara Tutup Turnamen Bulutangkis PB Avore, Dorong Pembinaan Atlet Muda
Polda Lampung Gerebek Industri Senpi Ilegal di Kemiling, 3 Orang Ditangkap
komentar
beritaTerbaru