SURABAYA — Meski bukan ekonom, regulator, atau pembuat kebijakan, kehadiran Raffi Ahmad dalam LPS Financial Festival 2025 di Dyandra Convention Center Surabaya menjadi salah satu sorotan utama forum tersebut.
Bukan untuk menghibur, Raffi hadir sebagai pelaku ekonomi kreatif, entrepreneur muda, sekaligus representasi figur publik yang belajar langsung dari tekanan hidup dan perjalanan panjang membangun karier.
Di hadapan ratusan peserta dari berbagai kalangan, Raffi membagikan pandangannya soal uang, kerja keras, waktu, hingga nilai keluarga dalam kehidupan dan bisnis.
Berbicara tanpa naskah, Raffi menyampaikan kisah yang membumi dan menginspirasi.
"Saya mulai syuting umur 13 tahun karena bapak saya sakit. Saya harus bantu keluarga. Pendidikan saya nggak tinggi, tapi saya mau belajar," ungkapnya, membuka sesi dengan kisah masa remaja yang penuh perjuangan.
Di industri hiburan, istilah riders atau permintaan khusus sering digunakan. Namun Raffi menyatakan dirinya tak pernah mengajukan hal serupa.
"Saya datang kerja karena ingin menyenangkan orang. Rejeki bukan hanya uang, tapi hubungan baik," ujarnya, menekankan pentingnya membangun koneksi sosial sebagai bentuk investasi jangka panjang.
Raffi mengakui bahwa banyak keputusannya dalam bisnis lahir dari naluri dan momentum, bukan perencanaan detail.
Baginya, kesiapan mental dan keberanian mengambil risiko jauh lebih penting daripada sekadar menunggu waktu yang ideal.
"Bisnis itu soal momen. Jangan tunggu nyaman. Harus mau capek, harus terus bergerak."
Kini, lewat RANS Entertainment dan berbagai lini usaha lainnya, Raffi aktif mengembangkan bisnis di bidang media, kuliner, olahraga, hingga digital.
Alih-alih menyebut instrumen keuangan sebagai bentuk investasi pertama, Raffi menempatkan keluarga sebagai prioritas utama.